Pengunjung melihat matahari terbit di Pantai Karangsewu di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Bali, Selasa (9/8). Taman nasional seluas 19.002 ha tersebut menawarkan alternatif wisata air dan darat. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/foc/16.

Sukabumi, Aktual.com – Luas bibir pantai di beberapa titik di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat semakin berkurang karena tingginya abrasi pantai yang disebabkan oleh gelombang laut selatan Sukabumi.

“Tingginya volume air laut yang masuk ke bibir pantai terus mengikis permukaan daratan. Bahkan akibat abrasi ini, di beberapa titik pantai luasanya berkurang dari 10 hinggta 20 meter,” Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri di Sukabumi, Kamis (11/8).

Menurutnya, pihaknya tidak mengetahui secara pasti kenapa volume air laut di Kabupaten Sukabumi naik sehingga menutupi bibir pantai, karena perlu ada kajian khusus dari tim ahli terkait seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Untuk saat ini, gelombang air laut relatif normal dengan ketinggian antara satu sampai 1,5 meter. Berbeda beberapa pekan ke belakang tinggi gelombang untuk di dalam teluk Palabuhanratu saja bisa mencapai dua meter, apalagi di luar teluk.

“Secara pasti pengikisan bibir pantai ini harus mendapat kajian lebih mendalam dari intansi terkait. Namun, untuk pengurangan luasan bibir pantai kami mengukur dari patok yang sudah ada,” tambah Okih.

Senada dengannya, Sekretaris Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi, Yanyan Nuryanto mengatakan jika volume air laut naik hingga 20 meter dari bibir pantai.

Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu dan ada sekitar 20 meter bibir pantai sekarang itu terkikis air laut yang dikarenakan volume air bertambah.

Di sisi lain, banyak pedagang yang berjuala di bibir pantai memperparah kondisi pantai khususnya di Palabuhanratu, bahkan bisa saja membahayakan baik si pemilik warung maupun pengunjung, jika tiba-tiba air laut pasang dan menggerus warung tersebut.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh: