Sukabumi, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meminta warga yang tinggal di sekitar lubang raksasa di Kecamatan Kadudampit agar tidak panik, namun tetap waspada.
“Sampai saat ini kami masih mempelajari peta yang dikeluarkan Badan Geologi dari hasil kajian di lokasi lubang raksasa yang berada di Kampung Legoknyenang, RT05/RW02, Desa Sukamaju,” kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabui Eka Widiaman di Sukabumi, Senin (29/4).
Dia mengatakan jika dilihat dari peta tersebut, potensi amblesan tanah di sekitar lubang itu cukup tinggi karena terdapat aliran sungai tua yang menurut informasi Badan Geologi volume airnya terus meningkat.
Selain itu, kata dia, jika akses jalan tersebut terputus maka BPBD tentunya akan cepat menanggulanginya dengan membuat jalan darurat agar aktivitas warga tidak terlalu terganggu.
Namun, kata dia, dampak amblesnya tanah itu terhadap masyarakat tidak begitu besar.
Warga Kampung Legoknyenang Ace Supudin mengatakan lubang raksasa itu terus terjadi longsor dan diameternya bertambah, apalagi saat turun hujan.
Maka dari itu, warga setempat berharap ada jembatan atau tanggul penahan karena melihat kondisi seperti ini amblesan tanah bisa semakin melebar dan memutus akses jalan warga.
Akibat bencana itu, beberapa rumah warga tidak mendapatkan aliran listrik. Tiang penyangga kabel listrik ikut ambles sehingga mengakibatkan jaringan terputus.
“Satu-satunya solusi kami ingin dibuatkan tanggul dan bila perlu ada jembatan karena khawatir akses jalan utama untuk warga ini terputus apalagi satu-satu jalan yang bisa dilalui kendaraan roda dua dan distribusi hasil pertanian,” kata dia.
Hasil kajian sementara Tim Tanggap Darurat Pergerakan Tanah Badan Geologi Jawa Barat, lubang raksasa di Kampung Legoknyenang, Kabupaten Sukabumi itu terbentuk akibat aktivitas sungai bawah tanah.
“Sebelum tertimbun tanah karena aktivitas gunung berapi, di lokasi lubang yang berada di Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit terdapat aliran sungai. Namun, karena tertimbun tanah akhirnya sungai itu hilang dan ternyata aktif lagi dengan mengeluar air banyak sehingga terjadilah pembentukan lubang itu,” kata Kepala Tim Tanggap Darurat Pergerakan Tanah Badan Geologi Jabar Edy Mulyadi.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan