Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, memamerkan sejumlah peluang investasi di Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam pertemuan “Sovereign Wealth Fund Institute Annual Conference 2018” di Santa Monica, Amerika Serikat, Rabu (21/2).
Dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (22/2), Luhut menjelaskan beberapa poin penting seperti iklim investasi yang sehat, kestabilan politik di Indonesia dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merangkak naik sekitar 5 persen hingga 5,7 persen dalam 10 tahun terakhir.
“Kenapa kita harus berinvestasi di Indonesia? Sebab, Indonesia punya populasi kelas menengah yang besar, reformasi di regulasi yang memudahkan dan pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam 10 tahun terakhir,” ungkapnya di hadapan para delegasi.
“Bahkan dalam pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan akselerasinya. Setelah mencapai titik rendah di pertengahan 2015, sekarang posisi Indonesia ada di peringkat ketiga setelah China dan India di kelompok negara G20,” katanya menambahkan.
Mantan Menko Polhukam itu memaparkan, pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan laut, jalan tol, bandara, juga transportasi massal seperti MRT, LRT serta fasilitas lainnya adalah salah satu prioritas utama dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Tujuan pembangunan infrastruktur adalah untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun konektivisitas antar penduduk di Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau.
“Dari tantangan geografis itulah kami memandang penting untuk membangun konektivitas, selain untuk alasan ekonomis namun utamanya hal itulah yang dapat mempersatukan Indonesia. Oleh karenanya kami meningkatkan anggaran untuk infrastruktur sejak 2014-2018 sebesar 160 persen, dari Rp154 triliun menjadi Rp409 triliun dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak dan manajemen fiskal yang bijak,” imbuhnya.
Dengan mengimplementasikan kebijakan fiskal yang baik, Luhut menyebut Indonesia mampu menjaga rasio hutang di bawah 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan defisit anggaran di bawah 3 persen.
“Dan salah satu hasilnya adalah, Indonesia mendapat rating bagus dari tiga lembaga pemeringkat ekonomi global yang kredibel. Kini, Indonesia sudah mendapatkan peringkat ‘investment grade’ atau layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat utama yakni S&P Global Ratings, Fitch Ratings, dan Moody’s,” jelasnya.
Lebih lanjut, selain meningkatkan pembangunan infrastruktur, pemerintah Indonesia juga mereformasi berbagai kebijakan di sektor umum. Diantaranya, penyederhanaan proses perizinan, mengurangi daftar negatif investasi demi menarik lebih banyak investor dari luar negeri dan penyediaan insentif fiskal.
“Salah satu reformasi utama kami adalah pengurangan jumlah hari dan dokumen yang harus diproses. Kami telah kurangi jumlah rata-rata hari untuk mendapatkan perizinan sekitar 600 persen. Hasilnya, kami berhasil meningkatkan peringkat bisnis dari awalnya urutan 120 di 2015 ke urutan 72 di tahun 2018,” paparnya.
Luhut juga mengajak para investor untuk menanamkan investasi di bidang pengolahan sampah. Pasalnya, mantan Kepala Staf Presiden (KSP) itu mengatakan pemerintah Indonesia tengah serius menangani sampah plastik dengan membangun sistem pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung dan pembersihan Sungai Citarum.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: