Jakarta, Aktual.com — Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Luluk Nur Hamidah, mengatakan, kebijakan pemerintah harus mengedepankan kemaslahatan umat. Tujuan akhir pembangunan adalah manusia yang sekaligus menjadi subyek utama dalam pembangunan.
Pendekatan dialog dengan warga menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan. Pendekatan dengan cara-cara manusiawi itu menurutnya bisa membuat pembangunan di ibu kota menjadi lebih cemerlang.
“Contoh di Malaysia, sungai itu jadi objek wisata. Pendekatan dialog itu menjadi penting, Kota Bangkok sebetulnya juga sama dengan Jakarta, (disana) sungai-sungai dibuat menarik,” terang Luluk dalam diskusi ‘Jakarta dan Penggusuran, Untuk Siapa?’ di Jakarta, Kamis (21/4).
Sungai dijadikan obyek wisata sekaligus kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, ada alternatif selain penggusuran bagi warga yang tinggal di dekat kali. Ia mengkritik gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang cenderung fungsionalis.
“Ahok terlalu fungsionalis, sehingga ketika melihat lingkungan kumuh ya harus dihilangkan,” jelasnya.
“Musuh kita bukan warga, warga bukan musuh pemerintah. Kita (perlu) dialog, kalau memang perlu 5 kali ya ayo lakukan sampai 5 kali. Ini tidak bisa sekali atau dua kali, harus beberapa kali,” lanjut Luluk.
Di sisi lain, ia juga mengkritisi pelibatan aparat penegak hukum TNI dalam penggusuran. Padahal semestinya pemerintah mengedepankan pendekatan persuasif.
“Kita berharap dengan zaman baru, maka Jakarta mengikuti jaman ini. Model-model yang kurang dialog itu harus ditinggalkan, karena kita tahu sakitnya,” demikian Luluk.
Artikel ini ditulis oleh: