Jakarta, Aktual.com — Lumpia, tak sekedar menjadi jajanan atau makanan khas yang dikenal di kota Semarang. Melainkan lumpia memiliki tradisi tersendiri setiap kali memasuki momentum bulan Ramadan.
Makanan berbahan rebung bambu itu sudah menjadi tradisi menu santapan di saat Muslim menjalankan ibadah puasa. Setiap sore menjelang berbuka puasa, lumpia menjadi menu pelengkap yang tidak ditinggalkan.
Momentum itu ikut ditradisikan Cik Meme, pemilik Lunpia Delight di jalan Gajah Mada Semarang dengan dibarengi produk terbaru lumpia dengan “cita rasa kambing muda”.
Tokoh pewaris Lumpia Semarang itu melestarikan dengan Tradisi Budaya Ramadhan (TBR) Lumpia Delight dengan beli satu Lumpia gratis satu Lumpia varian baru selama Ramadan.
Tradisi itu khusus dilakukan generasi kelima Lumpia Semarang warisan budaya Lumpia Semarang yang diciptakan oleh Tjoa Thay Joe dan istrinya Mbok Wasi. Keduanya merupakan Engkong buyut dan nenek buyut Cik Meme sebagai pewaris Lumpia Semarang hingga kini. Melihat sejarahnya, Lumpia Semarang merupakan perpaduan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa.
Menurut Cik Me Me, Tradisi Budaya Ramadhan (TBR) merupakan bentuk tanggung jawab moral Lumpia Delight setelah Lunpia Semarang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Nasional tak benda.
“Kini, pemerintah merencanakan Lumpia Semarang akan diusung ke UNESCO untuk diakui sebagai Warisan Budaya Dunia. Maka dari itu, membudayakan Lunpia Semarang dengan inovasi baru,” terang dia kepada Aktual.com, Rabu (17/6).
Dengan demikian, kata dia, membudayakan lumpia sebagai makanan pelengkap berbuka puasa. Sebuah tradisi harus diiringi inovasi baru dengan perkembangan produk terbaru yang harus tetap dipertahankan dengan ciri khas rasanya.
Pada momen Ramadan kali ini, Lumpia Delight akan menjual spesial produknya dengan beli satu gratis satu, dibarengi produk menu terbarunya ‘Lumpia dengan cita rasa kambing muda”.
Tujuan lainnya yaitu, untuk membudidayakan Lumpia Semarang agar menjadi sebuah sensasi tradisi budaya baru ditengah-tengah masyarakat nusantara maupun Mancanegara.
“Membudidayakan Lumpia Semarang dengan berbagai inovasi menu dan cita rasa ini tujuannya agar Lumpia Semarang mampu menyesuaikan dengan tuntutan selera masyarakat luas, tanpa harus merubah jati dirinya yang berbahan dasar dari rebung bambu pilihan,” beber dia.
Tak hanya itu, untuk terus mempertahankan kuliner khas Semarang, Lumpia Delight juga melakukan promo, seperti undian motor, hadiah payung, hadiah balon, hadiah kaos, yang disuguhkan kepada masyarakat luas.
Sebagai kuliner ikon Kota Semarang, Lumpia Semarang bahkan telah menyatu dalam satu mata rantai dari tradisi budaya Kota bersarah ini. Tradisi itu diantaranya Dukderan dan Warak Ngendoknya.
Dibalik dari tradisi budaya di Bulan suci Ramadan telah terbangun sebuah landasan yang telah menjadi tonggak kesejarahan Lumpia Semarang. Lumpia Delight satu-satunya produk Lumpia yang dijamin halal oleh sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Oleh MUI Lunpia Delight dinyatakan sebagai pelopor atas sertifikasi MUI. Di mana pewaris Lumpia ini telah menyediakan tempat ibadah Mushola sebagai sumbangsih pewaris Lumpia dalam keberagamaan masyarakat, ” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: