Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi. (ANTARA/HO-kominfo.go.id)

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan total 200.000 peserta pelatihan di bidang ekonomi digital pada 2022.

Jumlah tersebut terdiri dari masing-masing 100.000 peserta untuk program startup digital dan 100.000 peserta untuk program digitalisasi UMKM.

“Kominfo turut mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital melalui program startup digital dan digitalisasi UMKM,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, saat konferensi pers di Jakarta, ditulis Jumat.

Dedy mengatakan program startup digital bertujuan untuk memfasilitasi para pelaku bisnis di sektor tersebut mulai dari level pengenalan hingga business matchmaking untuk meningkatkan potensi pendanaan guna pengembangan skala usaha.

Pada tahun 2022, Kominfo akan melanjutkan program pengembangan startup digital yang sudah berjalan pada tahun ini.

Lebih rinci, 100.000 peserta diharapkan dapat mengikuti program tersebut, termasuk Sekolah Beta yang memberikan literasi dasar terkait startup dan Gerakan 1.000 Startup Digital yang memfasilitasi inkubasi.

Selain itu, program juga mencakup startup studio.id yang memfasilitasi product-market-fit, hub.id yang memfasilitasi business matchmaking dan peluang investasi, serta Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) yang memberikan mentorship kepada para pengembang game lokal.

Terkait dengan digitalisasi UMKM, Kominfo menargetkan 100.000 peserta dapat terfasilitasi dalam program terutama di level active selling atau level lanjutan setelah digital on-boarding pada tahun depan.

Program fasilitasi active selling juga telah dilaksanakan pada tahun ini. Selain itu, untuk mendukung digitalisasi UMKM, Kominfo juga telah melaksanakan program Digital Entrepreneurship Academy (DEA) dan memfasilitasi UMKM di 10 kawasan wisata prioritas pada 2021.

“Peserta program telah mendapatkan pelatihan dan starter kit paket data, aplikasi agregator, aplikasi point of sales, serta learning management system,” kata Dedy.

Dedy mengatakan pihaknya masih menemukan sejumlah tantangan untuk melakukan optimalisasi ekosistem ekonomi digital, seperti jumlah sumber daya manusia (SDM) di bidang digital yang belum memadai, pembukaan akses pasar pendanaan yang terbatas, hingga banyaknya UMKM yang belum memiliki akses keuangan dan perbankan.

Selain itu, tantangan lainnya termasuk infrastruktur logistik yang belum optimal di seluruh Indonesia serta budaya dan etika berbelanja daring yang kurang atau belum teredukasi secara maksimal.

“Itu semua akan menjadi perhatian serius Kominfo sehingga kita bisa bersama-sama dengan ekosistem melakukan optimalisasi ekonomi digital di tahun yang akan datang,” tutur Dedy.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Dede Eka Nurdiansyah