Kegiatan ini rutin diselenggarakan sebagai ajang apresiasi tertinggi bagi pustakawan di Indonesia. Pustakawan Terbaik yang terpilih adalah yang memiliki dedikasi, inovasi, kreativitas, dan tanggung jawab profesi serta berkontribusi kepada masyarakat secara luas.

Untuk dewan juri tahun ini ada sebanyak lima orang, yakni Sri Sularsih dari Perpusnas sebagai Ketua, Agus Rusmana dari Universitas Padjajaran sebagai Wakil Ketua, Ida Fajar dari Universitas Gadjah Mada sebagai Sekretaris. Sedangkan Abdurahman Saleh dari Institut Pertanian Bogor dan Labibah Zain dari UIN Sunan Kalijaga, sebagai anggota.

Hari pertama, pengundian untuk melakukan presentasi dilakukan oleh para finalis. Masing-masing finalis mendapatkan satu topik yang dipresentasikan selama 15 menit didepan juri dan seluruh finalis. Dalam presentasinya, Pandu membahas Transformasi Perpustakaan Berbasis inklusi sosial.

“Perpustakaan harus dapat memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan pembukaan UUD 1945,” kata Pandu.

Pada sesi presentasi tersebut, Pandu mendapat undian topik Peran Pustakawan Pendidikan Jarak Jauh pada Transformasi Digital Berbasis Inklusi Sosial. Pandu mengatakan bahwa setiap masyarakat berhak atas informasi. Pandu Berharap setiap masyarakat yang berkunjung ke perpustakaan dan mendapat informasi untuk perubahan hidupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin