“Ada beberapa faktor dalam transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, seperti masalah jaringan, konten yang tidak lengkap, kurang sumberdaya manusia, serta mitra kerjasama dengan instansi lain,” ungkapnya.
Selain itu, Pandu juga sangat produktif dalam menulis artikel. Banyak tulisannya dimuat di journal internasional. Terbaru, dirinya mendapatkan informasi dari Scopus Q1, Publiser journal internasional nomor satu dunia dari Belanda, yang akan menerbitkan tulisannya pada Juli 2023.
Acara ditutup oleh Kepala Perpusnas, yang diwakili Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bonar Pasaribu.
Kedepannya pihak Perpusnas akan mengevaluasi acara ini, apakah kembali ke format lama atau format yang baru ini.
Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga datang dari negara lain yakni dari Presiden Special Libraries Association Asia Community, Josep M Yap, Directur Partnership National Library Board Singapura, Lin Li Soh, Presiden Persatuan Pustakawan Malaysia, Ghazali Mohamed Fadzil, Special Libraries Association Asia Young Professional Librarian Tahun 2021, Kevin Conrad Tangsiongco, dan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia, Syamsul Bahri.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin