Jakarta, Aktual.com – Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, mengatakan, informasi maraknya kasus penculikan terhadap anak-anak diberbagai daerah belakangan ini adalah hoax alias berita bohong. Kasus penculikan memang ada tetapi hanya beberapa saja.
Sejak Januari 2017, pihaknya menerima sedikit pelaporan kasus penculikan. Meski Martin tidak menyebutkan secara rinci jumlah kasus penculikan di seluruh Indonesia.
“Ya engga ada itu. Tahun ini sedikit jumlahnya laporan tentang penculikan,” ujar Martin saat berbincang dengan Aktual.com di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (22/3).
“Hanya diduga menculik, orang-orang gila itu diduga menculik saja. Jadi dikirimlah ke medsos, ada orang dijalan dia mau menculik anak-anak kecil misalnya di depan sekolah, padahal orang itu orang gila, yang mantau,” terang Martin.
Pihaknya akan mengusut penyebar pesan berantai yang mengatakan ada modus baru penculikan anak, yaitu berpura-pura menjadi orang gila.
Untuk diketahui, pengidap gangguan jiwa atau orang gila kerap menjadi korban penganiayaan akibat maraknya isu penculikan anak yang disebarkan lewat media sosial. Mereka dikira penculik anak lalu dihajar, bahkan hingga meninggal dunia.
Pada Selasa (21/3), kabar tentang pengidap gangguan kejiwaan menjadi modus penyamaran pelaku penculikan anak ini mulai merebak di Jawa Barat pada 8 Maret 2017. Pesan itu tersebar dalam bentuk selebaran lengkap dengan logo Polda Jabar dan Binmas Polda Jabar, yang kemudian menjadi viral di media sosial.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus meluruskan bahwa informasi tersebut tidaklah benar.
Ada juga kabar yang menyatakan si tukang culik anak berpura-pura sebagai orang gila dan membawa dua kantong plastik serta sudah mendatangi tempat mengaji anak-anak di wilayah Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Polresta Sidoarjo menyatakan belum mendapatkan laporan dari jajaran bawah mengenai berita penculikan tersebut.
Di Tanah Tinggi, Benteng, Kota Tangerang, Banten, Minggu, 19 Maret 2017, seorang wanita nyaris menjadi bulan-bulanan warga setempat. Wanita yang belakangan diketahui bernama Ira asal Serang, Banten, ini kemudian dikerumuni warga karena dikira hendak menculik anak.
“Itu orang stres. Katanya dia mau nyari adiknya di Tanah Tinggi. Karena stres, dia lupa posisinya di mana. Karena musim hoax, orang lihat dia dikira mau nyulik anak-anak, kemudian diamankan pak RT dan ada yang menghubungi polisi,” kata Kapolsek Tangerang Kompol Ewo Samono.
Di Cilegon seorang pria yang berpakaian compang-camping dan tengah berjalan di Kracak, Ciwandan, tiba-tiba dihakimi massa setelah maraknya berita hoax tentang penculikan anak. Peristiwa yang dialami pria itu terjadi pada Sabtu, 18 Maret 2017, sekitar pukul 21.30 WIB. Korban dihajar hingga meninggal dunia. Hingga kini penyebar kabar hoax tersebut belum diketahui.
(Fadlan Syam Butho)
Artikel ini ditulis oleh: