Jakarta, Aktual.com — Pokja 30 Samarinda yang tergabung dalam Gerakan Nasional Menolak RUU Tax Amnesty menyarankan Persiden Jokowi agar tidak ‘pikun’ membaca kembali dan meresapi makna Nawacita yang seharusnya menjadi agenda prioritas Presiden.
“Pertama, Jokowi agar kembali membaca 9 agenda prioritas, apa yang disebut sebagai Nawacita,” kata Koordinator Pokja, Carolus B Tuah saat deklarasi Gerakan Menolak Tax Amnesty di sekretariat nasional Fitra, Jumat (29/4).
Lebih lanjut dia mengatakan kebijakan pengampunan pajak merupakan bukti kongkrit bahwasanya negara sudah lemah terhadap para pengemplang pajak.
“Dia bilang negara tidak akan lemah, ternyata jelas negara tidak akan lemah terhadap rakyat tapi lemah terhadap para pengemplang pajak. Kemudian ada janji negara akan hadir tapi ternyata benar-benar hadir sekarang, hadir untuk pengemplang pajak, kita bisa bayangkan para pengemplang pajak ini mendapat fasilitas karpet merah,” tukasnya.
Menurutnya, tax amnesty sebagai pesan restu Jokowi kepada pengemplang pajak agar melakukan pembajakan atas kekayaan negara lalu kemudian Jokowi akan hadir untuk mengampuni melalui UU Tax Amnesty.
“Jadi pesan utama yang disampaikan Jokowi melalui RUU Tax Amnesty, silahkan jarah pajak yang ada, kamu akan diampuni,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka