“Prioritas kita sekarang bukan terletak pada pemenuhan kualitas. Tapi kita lagi membutuhlan prioritas ketercukupannya,” tandas Hari.

Sebelumnya Mantan Tim Reformasi dan Tata Kelol Migas, sekaligus Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi mensinyalir adanya sekenario yang membonceng isu Euro IV.

“Penerapan Euro IV memang baik bagi lingkungan. Namun penerapannya jangan dipaksakan, disesuaikan dengan kesiapan kilang di dalam negeri. Dalam kondinsi kilang nasional belum siap, pemaksaan Euro IV akan semakin membengkakan impor BBM, yang berpotensi menguras devisa,” ujarnya kepada Aktual.com- Kamis (13/4).

“Kalau tetap dipaksakan, saya menduga keputusan itu akan mengundang Mafia Migas berburu rente dalam impor BBM,” tegasnya.

Selaku bagian dari tim yang pernah melakukan investigasi dalam pengadaan BBM, dia memahami betul bahwa melalui proses impor, menjadi wilayah yang paling digemari dalam pemburuan rente.

“Modus mafia migas selama ini menghambat pembangunan kilang, termasuk memaksakan Euro IV, agar impor BBM membengkak, sehingga ada peluang memburu rente  dari pembengkakan impor BBM,” ujarnya.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka