“Melihat torehan prestasi mahasiswa Binus ASO School of Engineering di ajang Shell Eco-marathon tahun lalu, kami optimis di tahun ini para mahasiswa dapat kembali mencetak kesuksesan dalam ajang ini, dan membuktikan bahwa generasi muda memiliki peran nyata dalam energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia,” harapnya.
Sebelum berpartisipasi di ajang Shell Eco-marathon 2023, Binus ASO School of Engineering akan melakukan uji coba kendaraan. Mereka akan mengukur performa serta tingkat konsumsi bahan bakar mesin kendaraan dengan kecepatan rata-rata yang disyaratkan oleh Shell.
Dari uji coba itu, mahasiswa dapat mengetahui apa yang sekiranya perlu ditingkatkan dari mesin kendaraan mereka supaya bisa mendapatkan skor efisiensi tanpa menurunkan kecepatan pacuan mesin.
“Di Shell Eco-marathon tahun ini, tim kami memiliki target untuk dapat mencatatkan efisiensi lebih baik dari tahun lalu. Untuk mencapai hasil ini, kami fokus untuk menciptakan mobil dengan desain yang efisien, dengan menggunakan carbon fiber di body dan dapur pacu yang baru,” ujar Nanda, perwakilan mahasiswa Binus ASO School of Engineering.
Shell Eco-marathon merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Shell. Pada kompetisi ini, setiap tim yang berpartisipasi akan merancang mobil dengan tiga pilihan kategori bahan bakar, yakni BBM konvensional, tenaga listrik dan fuel Cell hibrida.
Dalam prosesnya, kendaraan setiap tim peserta akan mengelilingi trek sirkuit sejauh 16 kilometer. Selama tahap pengujian, mobil dari para peserta harus berpacu dengan kecepatan rata-rata sebanyak 23 kilometer per jam. Setelah selesai mengelilingi arena balap, tim penilai akan menghitung selisih antara jumlah bahan bakar di awal dan di akhir, untuk mengetahui tingkat efisiensi konsumsi bahan bakar setiap mobil.
Konferensi pers Binus ASO School of Engineering untuk mengikuti ajang balap Shell Eco-marathon. Foto: Aktual.com/Zaenal
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin