Bengkulu, Aktual.com – Sejumlah organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus wilayah Bengkulu, mendesak Pemerintah segera pulihkan perekonomian nasional.

“Harga bahan pokok yang mahal memberatkan rakyat, kurs rupiah juga masih tertekan dari dolar AS, masih di atas angka Rp13.600 per dolar,” kata salah seorang koordinator Cipayung Plus yang juga Ketua GMNI Bengkulu, Aswantoni di Bengkulu, Jumat (30/10).

Selain tekana di sisi harga bahan pokok, rakyat juga mengalami gagal panen di sebagian besar wilayah Indonesia. Hal itu semakin memberikan tekanan terhadap konsumsi masyarakat.

“Harga komoditas pertanian seperti sawit dan karet juga anjlok, penghasilan masyarakat khususnya di Pulau Sumatera menurun drastis, pada umumnya mereka petani perkebunan rakyat,” kata dia.

Aswan yakin, pemerintah pusat bekerja dengan berbagai kebijakan perekonomian untuk memulihkan situasi ekonomi Indonesia yang masih dianggap lesu.

“Peran serta pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat sangat diperlukan,” kata dia.

Terutama kata Aswan guna memberikan stimulus bagi masyarakat yang terkena dampak akibat belum pulihnya perekonomian nasional.

“Seperti petani. Kemarau panjang membuat perekonomian keluarga melemah. Harus ada bantuan dalam memulai bercocok tanam pada awal musim hujan nanti,” katanya.

Seperti pemberian subsidi bibit atau pupuk, serta perbaikan infrastruktur irigasi primer, sekunder maupun tersier ke lahan sawah petani.

Artikel ini ditulis oleh: