Jakarta, Aktual.co — Dewan Pembina Ikatan Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Sulawesi Tengah Andrie Wawan Ms. Husen menyatakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah titipan bangsa neoliberalisme. Andrie yang juga tergabung dalam Gerakan Aktifis Palu untuk Rakyat Sulteng hal tersebut merupakan suatu pengkhiatan dari Konsep TRI SAKTI yakni “Berdikari secara Ekonomi” setelah dicabutnya Subsidi oleh pemerintahan Joko widodo.
Menurutnya, selama ini pemerintah melihat persoalan subsidi BBM hanya sebagai bahan bakar untuk sektor transportasi saja. Pemerintah lupa bahwa subsidi BBM juga berkontribusi dalam menggerakkan aktivitas produksi, seperti industri, pertanian, nelayan, dan usaha kecil (UKM dan industri rumah tangga).
“Subsidi BBM berkontribusi dalam meringangkan biaya produksi dan distribusi. Artinya, jika terjadi kenaikan harga BBM, maka aktivitas produksi tersebut akan mengalami gangguan akibat kenaikan biaya produksi dan distribusi. Alhasil, jika terjadi kenaikan BBM, sektor-sektor produksi tersebut akan tergencet dan berpotensi gulung tikar,” ujar Andrie melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (3/4).
Andrie menambahkan, ditanggal 28 Maret kemarin Jokowi Dodo kembali menaikkan harga BBM dari sebelumnya Rp. 6.800 Menjadi Rp. 7.300/Liter, kenaikan BBM yang disusul oleh kenaikan LPG dan Bahan-bahan Pokok lain dinilai tidak pas dalam situasi ekonomi Indonesia saat ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid

















