Makasar, Aktual.co — Sejumlah aktifis mahasiswa di Makassar menyoroti undangan Wantimpres yang ditujukan ke beberapa BEM dan organisasi kemahasiswaan. Ketua Forum Mahasiswa Lintas Kampus (Formalk) Makassar, M Awal mengatakan beredarnya kabar undangan wantimpres ke beberapa elemen mahasiswa pada acara dialog pada prinsipnya adalah hal yang lumrah. Dimana-mana acara dialog antara mahasiswa dan pemerintah bukan hal yang baru. Namun hal ini tentu menjadi perhatian utama sebab jauh sebelumnya telah beredar kabar bahwa akan ada gelombang besar penggulingan Presiden Jokowi pada 20 Mei mendatang.
“Bisa saja undangan para elit tanggal 21 April untuk meredam gerakan elemen mahasiswa,” katanya, Sabtu (18/4).
M Awal mengimbau, terlepas dari pandangan itu mahasiswa diharapkan tetap komitmen dan konsisten untuk gerakan Mei nanti. “Harus tetap fokus pada momen 20 Mei,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Kordinator Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) Sulawesi Selatan Ardan Setyadi mengatakan, di tengah-tengah rakyat yang sedang membutuhkan teriakan lantang tentang perlawanan terhadap segala bentuk penindasan, seyogyanya elemen gerakan dan mahasiswa tidak bermesraan dengan pemerintah. “Ini sangat mengecewakan,” katanya.
Ardan mengungkapkan, semestinya mahasiswa menjadi garda terdepan perlawanan terhadap rezim yang tidak berpihak pada rakyat, bukan sebaliknya.
Oleh karena itu, lanjut Ardan, kepada seluruh Ketua-Ketua BEM yang diundang Istana untuk tidak menjual nilai-nilai idealisme gerakan mahasiswa. Karena jelas undangan ini diberikan hanya untuk memecah belah persatuan mahasiswa Indonesia dalam menyikapi persoalan bangsa yang semakin parah. “Mahasiswa hari ini tidak usah terlampau lama dalam diskusi karena bangsa ini merdeka tidak lewat diskusi dengan penguasa lalim. Tapi bangsa ini merdeka karena perjuangan pergerakan para pahlawannya,” tegasnya.
Ardan mengungkapkan, saatnya mahasiswa bersumpah setia kepada Tri Dharma perguruan tinggi untuk mengabdikan diri pada masyarakat. “Jangan justru malah mengabdikan diri pada penguasa yang zalim,” tutupnya.
Riswan, Ketua Bidang Kader HMI MPO Cabang Makassar juga mengeluarkan pernyataan keras atas undangan tersebut. “Ini jelas-jelas upaya penggembosan dan politik pecah belah di kalangan mahasiswa. Saya yakin dan percaya mereka yang dipanggil tidak sekedar datang berdiskusi, bisa jadi akan ada dispensasi dari elit politik,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
















