Yogyakarta, Aktual.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Daerah Formasi DIY, Lingkar Mahasiswa Jogjakarta dan Furom BEM PTAI menggelar aksi unjuk rasa di Pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, Senin (28/12). Mereka menuntut kepada pemerintah untuk tidak melakukan perpanjangan kontrak PT. Freeport.
“Tolak perpanjangan kontrak Freeport,” kata Koordinator umum Formasi, Ahmad Mudzzakki Mambrur kepada Aktual.com.
Menurutnya, jika kontrak Freeport diperpanjang, justru akan semakin menyengsarakan rakyat, terutama masyarakat Papua yang berada di sekitar tambang emas Freeport. Padahal dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyebutkan, bumi, air dan kekayaan alam yang ada di dalamnya dipergunakan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
“Selaras dengan amanah undang-undang ini, pemerintah harus super responsif dan harus segera menyatakan sikap untuk menjamin keamanan aset-aset negara yang sudah barang tentu merupakan bagian terpenting dan terbesar negara ini,” ungkapnya.
Perpanjangan kontrak PT. Freeport sedianya masih menunggu hingga tahun 2019, rupanya indikasi berbagai kepentingan telah ikut bermain di dalamnya. Jelas, ini adalah problem besar yang harus segera diselesaikan oleh bangsa ini. Namun hari ini, tegasnya pemerintah seolah tebang pilih dan bersikap acuh pada problematika bangsa sekarang ini, seakan rela dan pasrah menjadi budak di negerinya sendiri.
“Harusnya, pemerintah baik eksekutif maupun legislatif harus tegas menindak para mafia dan oknum-oknum di dalamnya, sebab Indonesia dalam kasus PT. Freeport ini adalah “tuan rumah” yang tak perlu berembuk untuk memukul pencuri yang mencuri rumahnya sendiri (Tan Malaka),” jelasnya.
Pihaknya menyerukan agar aset-aset bangsa kembali pada Indonesia. Harus ada gerakan yang mengawali dan mempelopori aksi untuk memberi kesadaran dan menyerukan bersama-sama bahwa “Indonesia ora di dol”.
“Problematika kebangsaan ini bukan soal baik dan buruk saja, melainkan etika, moral serta martabat bangsa. Harkat kebangsaan ini adalah harga mati yang harus dijunjung setinggi-tingginya karena Indonesia adalah kita,” tegasnya.
Lebih jauh, aksi ini dimulai pukul 14.00 WIB dan berakhir pada 16.00 WIB. Selama aksi berlangsung juga diwarnai dengan pembakaran ban.
Artikel ini ditulis oleh: