Muara Teweh, Aktual.com – Puluhan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menggelar unjuk rasa damai di Bundaran Air Mancur atau depan rumah dinas Bupati setempat, Senin (21/9).
Unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa STIE Muara Teweh itu, terkait dengan bencana kabut asap yang terjadi di Indonesia yakni di wilayah Kalimantan dan Sumatera.
Sebagai bentuk keprihatinan terhadap bencana kabut asap yang terjadi, beberapa mahasiswa STIE Muara Teweh memasangkan masker pada patung pahlawan Panglima Batur Muara Teweh. Nampak puluhan anggota kepolisian diturunkan mengamankan aksi unjuk rasa tersebut.
Koordinator unjuk rasa, Saleh Purwanto meminta pemerintahan Joko Widodo menanggulangi bencana kabut asap dan mencari para pelaku pembakar lahan dan hutan karena bencana ini sudah sangat mengganggu aktivitas warga, terutama pendidikan.
“Kami tidak mungkin terus menggunakan masker setiap waktu. Oleh karena itu pemerintahan Joko Widodo kami harapkan dapat mengatasi kabut asap, serta mengantisifasinya pada musim kemarau di tahun-tahun mendatang,” kata Saleh.
Mahasiswa STIE ini juga mengucapkan permohonan maaf kepada negara-negara sekitar seperti Malaysia, Brunai Darusalam dan lainnya yang juga mendapat kiriman kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Negara ini.
“Kami (Mahasiswa STIE Muara Teweh) atas nama negara Indonesia juga meminta maaf kepada negara-negara yang juga ikut terkena dampak kabut asap kiriman dari Indonesia,” kata dia.
Usai berorasi di Bundaran Air mancur, puluhan Mahasiswa mendatangi kantor DPRD Barito Utara menemui anggota Dewan. Di DPRD mereka diterima Wakil Ketua I DPRD, Hj Merry Rukaini dan Wakil Ketua II DPRD Acep Tion.
Kedua pimpinan dewan itu mengajak perwakilan mahasiswa STIE masuk untuk membicarakan secara baik-baik bersama eksekutif dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Asisten pemerintahan kabupaten setempat dan kepolisian.
Dalam pertemuan itu, para mahasiswa STIE menyampaikan keluhannya kepada Wakil Ketua I dan II DPRD. Mereka meminta pemerintah mengatasi bencana ini serta mencegah kebakaran lahan yang terjadi hampir setiap tahunnya, hingga menimbulkan bencana kabut asap seperti sekarang.
Menanggapi hal itu, Acep Tion memberikan penjelasan kepada para mahasiswa bahwa pemerintah telah berupaya menanggulangi musibah ini.
Musibah ini dikarenakan faktor manusia, salah satunya akibat gerakan ladang berpindah yang dilakukan masyarakat.
“Untuk kabut asap yang terjadi di daerah ini, merupakan kiriman dari daerah-daerah tetangga,” kata Acep Tion yang juga politisi dari Partai Amanat Nasional ini.
Artikel ini ditulis oleh: