Jakarta, Aktual.com – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menantang presiden Jokowi untuk bersikap kesatria dan membuktikan atas ucapannya, yang menuding demonstrasi ‘Bela Islam’ telah ditunggangi politik.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) KAMMI, Kartika Nur Rakhman menuturkan bahwa seorang presiden tidak boleh berbicara berdasarkan asumsi, hal ini sangat berpengaruh buruk bagi kondisi sosial.
“Silahkan presiden pertanggungjawabkan dan buktikan kalau memang aksi Bela Islam itu ditunggangi politik. Silahkan tunjuk hidung, sebut namanya siapa yang menunggangi. Jangan bicara asumsi,” tegas Kartika, Minggu (6/11)
Selain itu dia mengingatkan kepada para ‘pembisik’ presiden agar memberikan informasi dan data yang akurat kepada presiden.
“Para pembisik presiden, tolong berilah informasi yang akurat, jangan asumsi, ini sangat membahayakan,” timpalnya.
Sementara pada saat yang bersamaan, Ketua Umum DPP IMM, Topan Putra Revolusi menyesalkan sikap presiden menghindari diri atau tidak mau menemui jutaan massa demonstran yang datang dari berbagai penjuru Indonesia.
Menurutnya, jika saja Presiden bersedia menemukan demonstran itu, maka potensi kericuhan dapat diminimalisir.
“Pemicu kericuhan itu adalah ketidakhadiran Presiden Jokowi itu sendiri. Kalau dia hadir dan berbicara dengan para demonstran dan ulama, maka suasana akan jauh lebih baik,” pungkasnya.
Laporan: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Nebby