Dalam kegiatan ini, Mahfud memaparkan sejumlah pemikiran tentang kehidupan bermasyarakat dan beragama dari berbagai tokoh dan penganut agama berbeda. Menurutnya, semua agama mengajarkan kebaikan tanpa harus saling membenci.

Sesuai fitrahnya, manusia diciptakan Tuhan dalam kondisi berbeda, namun dalam perbedaan tersebut manusia dituntut untuk bersatu dan berlomba dalam kebaikan.

“Jangan sampai membenci orang lain, karena manusia hanya bisa ditundukkan dengan kasih, bukan dengan permusuhan,” tutur Mahfud.

Mahfud yakin, jika pemahaman yang benar dalam kehidupan bernegara mampu diterapkan masyarakat, tentu Indonesia akan bersatu dan hidup damai tanpa adanya gangguan maupun konflik akibat perbedaan terhadap sebuah pemahaman.

Mahfud bercerita, dirinya pernah diundang dalam sebuah pertemuan internasional dan menjadi pembicara tentang pluralisme. Hal ini dilatarbelakangi pandangan berbagai pihak di luar negeri yang menganggap Indonesia adalah contoh yang baik terhadap penerapan pluralisme dalam kehidupan bernegara.

Artikel ini ditulis oleh: