Jakarta, Aktual.com – Menkopolhukam Mahfud MD menilai resesi ekonomi bagi Indonesia sulit terelakkan. Bahkan dia menyebut 99% bulan depan RI akan mengalami resesi.
Namun menurutnya resesi itu tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Dia juga meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir. Mengingat resesi bukanlah krisis ekonomi.
Lalu jika benar Indonesia mengalami resei apa yang harus dilakukan masyarakat secara umum?
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menjelaskan, resesi memang tidak segawat depresi atau krisis ekonomi. Namun dampaknya juga bisa dirasakan oleh masyarakat.
Secara umum kemampuan daya beli akan terasa menurun. Penyebabnya pemasukan yang lebih rendah. Bagi pelaku usaha pendapatan akan menurun, sementara bagi pekerja kemungkinan besar perusahaannya akan menunda pemberian bonus dan sejenisnya karena melakukan efisiensi.
“Jadi sederhana di kantongnya nilai riilnya berkurang. Tapi yang terburuknya ya bisa ada gelombang PHK massal. Itu yang harus dihindari,” terangnya kepada detikcom, Minggu (30/8/2020).
Dalam kondisi seperti itu mungkin sebagian besar masyarakat masih bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari. Nah bagi masyarakat yang pemasukannya tak berkurang ada baiknya untuk berhemat.
“Bisa juga investasi di jenis yang likuid seperti emas. Sehingga gampang untuk dicairkan,” terangnya.Tauhid menyarankan untuk menunda seluruh pengeluaran untuk kegiatan di luar kebutuhan pokok, seperti liburan. Lalu uangnya bisa dialihkan untuk berinvestasi. Dia menyarankan untuk investasi di pasar modal, karena sudah mulai dalam tren rebound, namun dia tidak menyarankan untuk berinvestasi di nilai tukar.
Sementara untuk masyarakat yang pendapatannya berkurang ada baiknya mulai fokus menata kewajiban utang jika memiliki cicilan. Manfaatkan stimulus yang diberikan pemerintah seperti restrukturisasi utang maupun cicilan kendaraan.
Lalu bagi pengusaha mikro yang pendapatannya tergerus dan memiliki cicilan utang modal usaha, dia mengimbau untuk segera mencari pinjaman yang bunganya lebih murah. Pemerintah juga sudah menyediakan fasilitas bantuan pinjaman untuk UMKM dengan bunga yang sangat rendah bahkan ditanggung pemerintah.
Sementara Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, jika terjadi resesi hal pertama yang perlu diingat masyarakat adalah resesi berbeda dengan krisis. Sehingga masyarakat tidak perlu panik, karena itu justru akan memperburuk situasi.
Hal berikutnya yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah menabung. Jika memungkinkan persiapkan dana darurat untuk mengantisipasi hal-hal tidak terduga.
“Idealnya dana darurat ini jumlahnya 3 sampai dengan 4 kali dari jumlah pendapatan,” terangnya.
Jika masih ada uang lebih, alokasikan untuk investasi di tempat yang terpercaya dan berizin tentunya. Pilihlah instrumen investasi yang memiliki risiko kecil seperti surat utang pemerintah.
“Terakhir, masyarakat perlu menggiatkan gerakan kolaboratif di tingkat RT. Gerakan ini nantinya penting untuk mengetahui beragam bantuan yang diberikan pemerintah, jangan sampai masyarakat tidak mengetahui beragam bantuan yang disalurkan pemerintah padahal berhak menerimanya,” tutupnya. (Detik)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin