Jakarta, Aktual.co — Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah Pardi Suratno mengingatkan masyarakat, khususnya di wilayah Jateng patut berbangga jika mahir berbahasa Jawa, baik lisan maupun tulisan.

“Pak Gubernur (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, red.) sudah mengeluarkan surat edaran (SE) yang menginstruksikan penggunaan bahasa Jawa secara lisan setiap Kamis,” katanya di Semarang, Kamis (26/3).

Hal tersebut diungkapkannya di sela lomba pidato berbahasa Jawa yang diikuti ratusan peserta, terbagi atas kelompok satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Jateng dan kelompok masyarakat umum.

Sesuai dengan SE Gubernur Jateng Nomor 430/9525 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk Komunikasi Lisan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jateng disepakati menggunakan bahasa Jawa setiap Kamis.

“Nyatanya, aturan itu belum berjalan sesuai yang diharapkan. Banyak lingkungan SKPD yang tidak menggunakan bahasa Jawa setiap Kamis. Ada dua kemungkinan penyebab aturan itu belum berjalan,” katanya.

Pertama, kata dia, kemampuan atau kemahiran berbahasa Jawa yang dimiliki perangkat SKPD masih kurang dan kemungkinan kedua adalah malu menggunakan bahasa Jawa karena tidak ingin dikatakan kuno.

“Kenapa harus malu? Justru seharusnya bangga di masa sekarang ini masih bisa berbahasa Jawa secara baik dan benar, yang tentunya harus terintegrasi dengan etika dan kesopan-santunannya,” tukasnya.

Pardi mengakui sekarang ini sudah banyak generasi muda yang tidak bisa berbahasa Jawa, terutama secara “krama” atau tingkatan halus dalam berbahasa Jawa, padahal bahasa Jawa merupakan bahasa daerah.

“Makanya, perlu berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemahiran berbahasa Jawa, seperti lomba pidato bahasa Jawa ini. Kalau kami hanya bersifat membantu Pemerintah Provinsi Jateng,” tukasnya.

Ke depannya, ia berharap seluruh pihak terkait di jajaran Pemprov Jateng, seperti Dinas Pendidikan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan peduli bahasa Jawa dan bisa melakukan langkah serupa.

“Ya, kan bisa lewat pelatihan-pelatihan atau lomba berbahasa Jawa. Perlu membangun opini masyarakat terhadap pentingnya berbahasa Jawa dengan meningkatkan kemampuan dan kemahiran berbahasa,” kata Pardi.

Artikel ini ditulis oleh: