Jakarta, Aktual.com – Salah satu kekhawatiran orangtua di tengah pandemi COVID-19 adalah memenuhi kebutuhan anak untuk bersosialisasi di tengah keterbatasan ruang gerak.
Tak perlu khawatir, kebutuhan ini bisa tetap dipenuhi dengan berbagai cara meski anak tidak bisa leluasa bermain di luar rumah bersama teman-teman sebaya seperti dulu.
Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan sosialisasi bisa diajarkan kepada anak dengan cara memanfaatkan teknologi, yakni membuat “playdate virtual”.
“Ajak anak main dan mengobrol dengan teman-temannya dengan cara virtual,” kata Vera dalam konferensi pers daring Hari Bermain Sedunia 2021 dari Paddle Pop, Jumat.
Sosialisasi juga bisa diajarkan dengan cara berinteraksi bersama orang-orang di rumah.
Orangtua, saudara hingga kakek dan nenek bisa ikut berpartisipasi dalam melatih kemampuan sosial anak.
“Ajari untuk saling berbagi, atau misalnya bergantian memilih program televisi, atau mengajari sopan santun.”
Buat anak-anak, main adalah sebuah kebutuhan penting yang mempengaruhi tumbuh kembang mereka.
“Play is the work of the child, menurut Maria Montessori, sehingga sudah menjadi kebutuhan utama anak untuk bermain dan perlu kita penuhi. Ada banyak manfaat bermain untuk tumbuh kembang dan well-being anak. Misalnya, menstimulasi perkembangan sosial, kognitif, bahasa, regulasi emosi dan mengelola stres, rasa bosan, dan mood,” jelas dia.
Vera mengatakan, orangtua memberikan anak kesempatan untuk mengasah kompetensinya sekaligus memperoleh keterampilan baru lainnya dalam suasana yang santai dan menyenangkan lewat bermain. Di tengah keterbatasan selama pandemi, orang tua sebaiknya tetap memperhatikan kebutuhan bermain anak yang dapat dilakukan di rumah.
Setiap anak pada dasarnya senang bermain, bahkan ketika mereka masih bayi. Peran orangtua adalah memaksimalkan manfaat bermain pada anak. Untuk mereka yang sudah lebih besar, main bermanfaat untuk melatih kognitif dan melatih anak menyelesaikan masalah. Anak juga bisa belajar bersosialisasi dan aturan lewat permainan yang melibatkan aturan-aturan.
Jadikan bermain sebagai sarana untuk belajar, sebab anak lebih mudah memahami sesuatu atau belajar ketika suasana hatinya senang. Ketika dia merasa riang gembira saat bermain, anak lebih fokus dan mudah menyerap apa yang sedang dihadapi.
(Diva Ladieta)
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi