Jakarta, Aktual.co — Setelah menjadi korban penyerangan oleh sejumlah pihak serta menewaskan 12 orang, majalah satir Charlie Hebdo kembali menerbitkan kartun bergambar Nabi Muhammad di sampul edisi pertama.
Meski baru santer sebatas rumor, pemicu serangan itu karena tampilan yang menghina terhadap Nabi Muhammad, namun surat kabar Liberation host staf Charlie Hebdo mempersiapkan edisi baru. Lebih dari tiga juta kopi edisi terbaru akan dicetak, yaitu lima puluh kali lebih banyak dari pada biasanya.
Berdasarkan laman yang dikutip Aktual.co dari Al Jazerra, majalah tersebut menerbitkan gambar yang dianggap sebagai Nabi umat muslim dengan wajah yang sedih. Gambar tersebut menunjukkan seorang pria dalam sorban putih, memegang tanda bertuliskan “Je suis Charlie”.
Namun, di sisi lain, penggambaran kembali sosok Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo dikhawatirkan akan kembali memicu kemarahan komunitas Muslim se-dunia. Selama ini, tradisi Muslim memang melarang penggambaran sosok wajah dan karakter Nabi Muhammad.
Pelaku penembakan di Charlie Hebdo memang sempat berteriak, bahwa serangan yang dilakukan mereka adalah “balasan terhadap apa yang dilakuan terhadap Nabi Muhammad”. Sebelum serangan maut itu terjadi, Charlie Hebdo memang kerap mendapat ancaman saat menampilkan gambar yang dianggap penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Misalnya, pada 2006 lalu, karyawan majalah itu mendapat ancaman saat menampilkan kartun Nabi Muhammad yang dimuat di koran Denmark, Jyllands-Posten. Kemudian, pada 2011, kantor itu sempat dilempar molotov ketika kembali memuat gambar yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.
Karyawan Charlie Hebdo mengaku, mereka akan tetap mempertahankan tradisinya untuk mengkritik semua agama, politisi, selebriti, dan perisitwa berita lain. “Di tiap edisi selama 22 tahun terakhir, tidak ada satu pun yang tanpa karikatur Paus, Yesus, Pendeta, Rabi, Imam, atau Muhammad,” kata pengacara Charlie Hebdo, Richard Malka.
Menurut Malka, akan sangat mengejutkan jika kartun Nabi Muhammad tidak muncul dalam isu terbaru. Lebih lanjut, Malka mengatakan bahwa Charlie Hebdo “Bukan koran berisi kekerasan, melainkan merupakan sindiran terhadap segala sesuatu yang dianggap serius, “.
Saudara Cherif dan Said Kouachi dan teman mereka, Amedy Coulibaly, tewas pada hari Jumat oleh polisi setelah melakukan pembantaian di kantor Charlie Hebdo dan supermarket halal.
“Kami telah memutuskan untuk memobilisasi 10 ribu orang untuk melindungi situs sensitif di seluruh negeri mulai besok Selasa malam,” kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian setelah pertemuan keamanan darurat.
“Ini adalah pertama kalinya bahwa pasukan kami telah dimobilisasi sedemikian rupa di tanah kelahiran kami sendiri,” kata dia. (Laporan: Wisnu Yusep).
Artikel ini ditulis oleh:

















