Jakarta, Aktual.com — Korea Utara terkenal dengan sistem negara yang otoriter. Negara ini menjadi negara yang terisolasi dari negara luar dan membuat para pelancong di seluruh dunia penasaran dengan Negara tersebut untuk sekedar melihat kehidupan penduduknya dari dekat.
Won yaitu nama mata uang Korea Utara. Turis dilarang berbelanja di pasar tradisional Korea Utara. Tak hanya itu, wisatawan juga dilarang berbelanja di pusat perbelanjaan, kecuali dengan izin terlebih dahulu. Turis akan di alihkan ke toko buku bahasa asing, dimana terdapat perangko, kartu pos dan juga buku karangan Kim Jong II.
Negara ini memiliki banyak kontroversi, salah satunya yakni, isu tentang nuklir dan juga sebagai negara yang menutup diri dari negara lain di dunia. Meski begitu, turis masih tetap bisa kesana walaupun harus menaati peraturan – peraturan yang sangat ketat.
Namun demikian, di Korut masih menyisakan beberapa tempat menarik. Di antaranya:
Menara Juche
Menara Juche menjadi sebuah monumen di Pyongyang, Korea Utara, tepatnya di sebelah timur Sungai Taedong, berlawanan dengan Lapangan Kim Il-Sung. Monumen ini dibangun untuk merayakan ulang tahun Kim Il-sung yang ke-70 dan mengambil nama dari ideologi Juche yang dianut secara resmi oleh Korea Utara.
Menara ini memiliki ketinggian 170 meter (557 kaki 9 inci). Menara ini merupakan struktur empat sudut yang meruncing dan dilapisi oleh 25.550 batu putih (hasil perkalian dari 365 dan 70, satu batu melambangkan satu hari kehidupan Kim Il-sung).
Puncak menara ini ditutupi obor besi yang bercahaya setinggi 20 meter. Menara ini juga dapat dinaiki sampai ke puncak oleh pengunjung.
Di kompleks menara ini terdapat patung setinggi 30 meter yang memperlihatkan dua pria dan seorang wanita yang menggenggam tinggi-tinggi palu, kuas, dan sabit. Palu melambangkan karyawan, kuas tulis untuk para cendekiawan, dan sabit untuk petani.
Selain itu, ada pula enam kelompok tugu kecil yang masing-masing berketinggian 10 meter dan melambangkan berbagai aspek ideologi Kim Il-sung. Dekat menara ini adalah dinding yang dipenuhi oleh 82 logam peringatan yang menandai persahabatan antarnegara.
Di sekeliling menara terdapat paviliun dan air mancur sehingga menjadi tempat bertemu paling populer bagi rakyat Korea Utara.
Makam Raja Gongmin
Makam Raja Gongmin, atau lebih tepatnya disebut Makam Kerajaan Hyonjongrung, merupakan sebuah Mausoleum abad ke-14 yang berlokasi di Haeson-ri, Provinsi Kaepung di pinggir kota Kaesong, Korea Utara. Makam tersebut merupakan salah satu Makam Kerajaan Dinasti Goryeo.
Situs tersebut terdiri dari dua gundukan makam yang terpisah, Hyonrung, yang merupakan makam Gongmin, raja ke-31 Dinasti Goryeo, dan Jongrung, yang merupakan makam istrinya, puteri Mongolia Ratu Noguk.
Patung-patung yang dinominasikan untuk Warisan Dunia, merupakan salah satu dari makam kerajaan yang dilestarikan di Korea Utara yang masih utuh, dan terhindar dari “restorasi” dibawah pemerintahan Komunis.
Makam Raja Tongmyong
Adalah makam yang terletak di dekat Ryongsan-ri,Salah satu makam adalah makam kerajaan dari Tongmyŏng (58-19 SM), pendiri kuno Goguryeo kerajaan, utara dari Tiga Kerajaan Korea . Secara total, ada 63 makam individu periode.
Di Daerah sekitar Tongmyong mengandung setidaknya lima belas makam yang dikenal dan diyakini milik berbagai pengikut raja. Makam telah mencapai situs Warisan Dunia Statusnya sebagai bagian dari Kompleks Goguryeo Tombs ditorehkan oleh UNESCO pada tahun 2004 di bawah Kriteria (I), (II), (III) dan (IV) seluas 233 hektar (580 hektar) dengan buffer zona 1.701 hektar (4.200 hektar).
Sebuah fitur unik ini dan makam yang masih ada di daerah tersebut lukisan dinding yang menggambarkan teratai mekar dari periode indikasi Buddhisme dipraktekkan di Korea (277 SM sampai 668 Masehi).
Artikel ini ditulis oleh: