Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Maulana Syekh Yusri Rusydi menjelaskan bahwa adab ketika seorang hamba mendapatkan sebuah kenikmatan adalah menyambutnya dengan rasa rendah hati dan bersyukur.

Tidak layak bagi seorang hamba yang tengah mendapat anugerah dari Allah Swt kemudian menerimanya dengan hati yang sombong dan angkuh, serta menganggap bahwa kenikmatan tersebut adalah didapat dengan jerih payah dan hasil usahanya sendiri semata.

Diantara adab dalam menyikapi nikmat Allah yang berupa makanan, adalah apa yang telah Rasulullah Saw sabdakan:

لاَ آكُلُ مُتَّكِئًا

“Saya tidak makan sambil berbaring,” (HR. Bukhari).

“Apabila baginda Nabi saja yang merupakan makhluk Allah Ta’ala paling mulia tidak pernah makan sambil berbaring, apalagi dengan umatnya. Kaya-kaya baginda berkata kepada umatnya, apabila saya tidak makan sambil berbaring, maka begitu juga dengan kalian wahai umatku, karena saya adalah contoh bagi kalian,” tegas syekh Yusri.

Makan sambil berbaring adalah merupakan kebiasaan orang yang sombong dari para raja dan mereka yang menganggap dirinya memiliki kedudukan di atas orang lain, sedangkan makanan adalah merupakan salah satu kenikmatan Allah yang harus disyukuri. Maka tidak pantas bagi seorang hamba untuk menerimanya dengan keadaan yang menunjukkan sifat kesombongan. Maka dari itulah baginda melarang makan sambil berbaring.

Syekh Yusri menambahkan, ketika seroang hamba makan, hendaklah ia dalam keadaan duduk, membaca basmalah sambil berdzikir mengingat Allah Swt atas karunia yang telah diberikan kepadanya, serta bersyukur atas nikmat tersebut, sehingga dirinya bisa mengontrol seberapa banyak makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Diantara sunnah Rasulullah Saw dalam hal makan adalah tidak makan kecuali dalam keadaan lapar, dan ketika makan tidak sampai kenyang. Inilah salah satu kunci hidup sehat yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw, sebagaimana hal ini baginda katakana kepada salah seorang dokter yang telah dihadiahkan kepada Rasulullah dari Muqauqis pembesar bangsa Qibthi di Mesir.

Berbeda ketika sesorang makan sambil berbaring dan menonton tv misalkan, maka tidak terasa telah menghabiskan makanan yang ada didepannya.

“Hukum makan sambil berdiri adalah makruh, tidak haram,” pungkas syekh Yusri

Wallahu A’lam.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain