Peringatan 45 tahun Bung Karno wafat pada tanggal 21 Juni 2015 layaklah dimaknai bersuasana batin yang serupa dengan saat proklamasi Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945 dalam arti berlatar ibadah Ramadhan.
Angka 45 itu juga dapat jadi tanda ingatan pada peristiwa kebangsaan, kenegaraan dan kejuangan rakyat di episode tahun 1945 seperti pemberontakan Pembela Tanah Air di Blitar 14 Pebruari 1945; pidato Bung Karno 1 Juni 1945 tentang Pancasila dimuka sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia; proklamasi Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945; pengesahan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 18 Agustus 1945; pembentukan Badan Keamanan Rakyat 23 Agustus 1945 yang cikal bakal Tentara Keamanan Rakyat, Tentara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia; rapat akbar arek-arek Suroboyo dukung proklamasi Indonesia Merdeka di Tambaksari 18 September 1945 yang berlanjut perlawanan heroik patriotik melawan tentara sekutu pemenang perang dunia ke-2 di bulan Oktober – Nopember 1945 dan kini dikenal sebagai Kepahlawanan 10 Nopember 1945; rapat raksasa rakyat Jakarta dukung proklamasi Indonesia Merdeka di IKADA 19 September 1945; pendirian Pandu Rakyat Indonesia 28 Desember 1945 dlsb.
Tampaknya, pembinaan karakter mulia adalah relevan strategis dengan suasana batin Marhaban ya Ramadhan baik di tahun 1945 (perjuangan kemerdekaan formal) maupun di tahun 2015 ini (perjuangan kedaulatan substansial).
Ramadhan 1436 H ini menyimpan pula angka 114 tahun terhitung dari hari lahir Bung Karno di jalan Pandean IV No 40, Peneleh, Surabaya, yang bertepatan dengan angka jumlah Surat Al Qur’an, sehingga kini boleh menjadi pertanda khusus bagi anak bangsa agar lebih peduli perjuangkan pembudayaan jiwa semangat nilai-nilai 45, pengamalan pancasila, Tap MPRRI XVIII/1998 dan kawal penegakan amanah Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
Untuk itulah seperti QS:45, Al Jaatsiyah (Yang Bertekuk Lutut) dapat pula menjadi tambahan bekal rujukan bersama saat menunaikan amanah ibadah Ramadhan kali ini dan dalam kesempatan yang baik ini perkenankan juga diucapkan mohon maaf lahir bathin 1436H kepada handai taulan.
Oleh: Pandji R Hadinoto, KBP 45.
Artikel ini ditulis oleh: