Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Kemaksiatan senantiasa menjadikan seseorang lalai akan nikmat serta taat kepada Allah Swt, sebab kemaksiatan menjadi hijab (penghalang) seseorang bertemu dengan Allah Swt.

Maulana Syekh Yusri menjelaskan, bahwa seorang hamba hendaklah senantiasa menjaga dan istiqamah dalam melakukan amal ketaatannya. Jangan sampai amal ibadah yang telah dibangunnya, hilang begitu saja oleh perbuatan kemaksiatan yang diperbuatnya.

Hal ini adalah sebagaimana telah diriwayatkan Imam Bukhari, bahwa Abdullah bin Abbas Ra menjelaskan firman Allah Swt:

” أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ”

“Apakah diantara dari pada kalian ada yang menginginkan untuk memiliki kebun kurma dan anggur, yang dibawahnya mengalir sungai dan didalamnya juga bermacam-macam buah, kemudian setelah dirinya mencapai umur yang tua dan memiliki banyak keturunan, tiba-tiba (perkebunannya) terkena angin kencang (tornado) dan menghanguskannya,” (QS. Al Baqarah: 266).

Abdullah bin Abbas Ra berkata, bahwa ayat ini adalah sebagai perumpamaan orang yang kaya yang senantiasa beribadah kepada Allah Swt, kemudian dirinya tergoda dengan bujuk rayuan syaitan, sehingga melakukan kemaksiatan hingga seluruh amal pahalanya habis.

“Kenikmatan yang dia miliki, adalah karunia Allah yang telah diberikan kepadanya oleh sebab dirinya adalah merupakan ahli ibadah, akan tetapi pada akhir hayatnya, dirinya terjerumus kedalam jurang kemaksiatan. Sehingga Allah mencabut kembali kenikmatan tersebut darinya, sebagai hukuman atas kemaksiatan yang telah diperbuatnya,” tegas syekh Yusri.

Maka, ketika seorang hamba mendapatkan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah Swt, maka berhati-hati serta waspadalah agar tidak tergoda dengan bujukan syaitan untuk melakukan sebuah kemaksiatan, sehingga Allah Swt mencabut ladzatnya berdzikir dan bermunajat serta bermusyahadah kepada-Nya.

Wallahu A’lam.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain