Menyinggung pembangunan “little” Mekkah dan Madinah yang terintegrasi dengan ponpes dan masjid-masjid Wali Songo itu, Iwan mengatakan diusahakan tahun ini juga sudah mulai dibangun agar tiga tahun ke depan sudah tuntas dan bisa dimanfaatkan oleh santri dan santriwati. Paling tidak, lanjutnya, pada 2021 sudah berjalan.

“Santri dan santriwati yang kami inginkan adalah anak-anak usia dini hingga 12 tahun, bahkan orang tua santri nantinya juga boleh tinggal (menginap) di pondok. Untuk gurunya sudah kami siapkan, kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk ponpes yang ada di Malang raya dan lainnya,” katanya.

Selain sebagai ponpes dan kawasan wisata religi, kata Iwan, pola pendidikan santri dan santriwati juga didukung dengan sekolah formal (reguler).

“Kami ingin menjadikan ponpes terintegrasi dengan banyak hal yang bermanfaat bagi semua, termasuk bagaimana mengajari santri untuk bercocok tanam di kawasan ponpes,” ucapnya.

Selama Pekan Islami berlangsung, sedikitnya 20 ribu anak yatim, kaum duafa, dan hafidz serta guru ngaji di wilayah Malang raya mendapatkan bantuan (santunan) dari pengusaha tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara