Suasana Persidangan Malaysia di Masa Pandemi Covid-19 (AFP)

Jakarta, aktual.com – Bukan hanya Singapura, tetapi Malaysia juga mencatat peningkatan yang cukup besar dalam kasus COVID-19, meningkat sebanyak 57,3 persen. Meskipun demikian, jumlahnya masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan laporan dari Singapura. Dalam rentang waktu 19 hingga 25 November, tercatat 3.626 kasus, meningkat dari jumlah 2.305 pasien dalam periode 12 hingga 18 November.

“Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 setiap minggunya sejak pekan lalu, dengan tingkat peningkatan antara 7,1 persen hingga 57,3 persen,” tutur Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan, dikutip dari media lokal Malaysia, The Star, Senin (4/12).

“Telah dilaporkan delapan klaster aktif COVID-19 dengan total 121 kasus,” sambungnya.

Banyak kasus terjadi pada individu berusia antara 20 hingga 40 tahun. Berita baiknya adalah 98 persen dari seluruh pasien COVID-19 hanya mengalami gejala ringan.

“Jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan hingga kini 7.248 klaster. Mayoritas adalah klaster yang melibatkan sektor pendidikan,” kata Dr Muhammad Radzi dalam keterangannya kemarin.

Dia menyebutkan bahwa tingkat kunjungan pasien COVID-19 ke fasilitas kesehatan meningkat menjadi 2,9 persen per 100.000 penduduk pada bulan Juli, meningkat dibandingkan dengan angka 2 persen pada bulan Juni.

“Angka ini sudah termasuk kasus suspek dan infeksi terkonfirmasi,” katanya.

Pihak berwenang Malaysia menemukan empat varian baru dari Omicron.

“Ini semua terdiri dari varian of concern (VOC),” kata Dr Muhammad Radzi.

“Kasus kumulatif yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang dikategorikan VOC dan varian of interest (VOI) sebanyak 28.102 kasus.”

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan peningkatan varian baru Omicron, di mana varian BA.2.86 pertama kali dilaporkan pada tanggal 24 Juli.

“Namun, tidak ada perubahan klinis dan tingkat keparahan yang diakibatkannya,” tutur Radzi.

Saat ini, varian BA.2.86 mendominasi kasus di Malaysia.

“Kasus-kasus tersebut terdeteksi melalui skrining gejala dan tidak memiliki riwayat pergi ke luar negeri dalam waktu 14 hari setelah gejala muncul.”

“Mereka telah dirawat sebagai pasien rawat jalan dan kondisinya stabil. Meski terjadi peningkatan kasus COVID-19, situasi terkendali. Kementerian akan terus memantau situasi dan variannya,” sorotnya.

Para pekerja di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta disarankan untuk tetap waspada mengingat adanya peningkatan kasus, terutama pada pasien yang menunjukkan gejala pernapasan akut dan pada kelompok risiko tinggi. Mereka mengingatkan warga Malaysia untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, termasuk menjaga kebersihan diri.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain