Baku tembak militer Filipina dengan militan Abu Sayyaf di provinsi Bohol. (ilustrasi/aktual.com)

Kuala Lumpur, Aktual.com – Malaysia menangkap tujuh warga Filipina, yang diduga terlibat dalam kegiatan kelompok Abu Sayyaf, kata polisi pada Kamis (21/9), dalam upaya peningkatan pengawasan atas kekhawatiran perluasan kegiatan kelompok keras tersebut di Asia tenggara.

Kelompok Abu Sayyaf, yang anggotanya berikrar setia kepada IS, dikenal sebagai pegaris keras, yang kerap melancarkan serangan bom, pemancungan, pemerasan dan penculikan untuk meminta tebusan di Filipina selatan.

“Tersangka tersebut bekerja sebagai penjaga keamanan untuk perusahaan swasta di ibu kota, Kuala Lumpur, dan negara bagian tetangganya, Selangor,” kata Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun.

“Seorang tersangka, berusia 22 tahun, adalah anggota kelompok Abu Sayyaf, yang terlibat dalam bentrokan dengan militer dan penculikan sandera di Filipina selatan,” katanya dalam pernyataan.

Unsur keras Abu Sayyaf membantu merebut sebagian besar kota Marawi di Filipina selatan pada Mei, memimpin pengepungan yang menewaskan sekitar 670 gerilyawan dan 149 tentara.

Polisi Malaysia mengatakan bahwa penangkapan mereka didasarkan pada informasi yang diterima setelah pihak berwenang menggagalkan rencana seorang anggota Abu Sayyaf yang hendak melakukan serangan pada upacara penutupan SEA Games di Kuala Lumpur bulan lalu.

Ketujuh pria tersebut tiba di Malaysia pada September 2015 melalui kota Sandakan di negara bagian Sabah, dari pantai selatan Filipina, sebelum akhirnya mereka melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur menggunakan dokumen palsu, kata Mohamad Fuzi.

Malaysia, yang penduduknya mayoritas Muslim, sejak 2013 telah menahan lebih dari 300 orang dengan dugaan keterkaitan mereka terhadap IS.

“Tahun ini, Malaysia telah menahan 41 warga asing yang tergolong sebagai petempur teroris asing,” tambah Mohamad Fuzi.

Pemerintah negara di Asia Tenggara khawatir akan kemungkinan perluasan kegiatan IS di kawasan tersebut sebagai akibat dari kekurangan wilayah kendali mereka di Timur Tengah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan