Dalam kitab karangan beliau tidak ditemukan satupun kalimat yang sia sia dan tidak terdapat satupun pengaruh gagasan pemikiran yang berasal dari luar ajaran islam.
Beliau melengkapi karangannya dengan berbagai muqaddimat, tarajim dan biografi.
Bahkan beliau menjadi kebanggaan para pembaca di timur dan barat karena gaya penulisan beliau yang mampu menghantarkan pada tujuan pembaca dengan ungkapan yang sesingkat mungkin.
Kepiawaian dan kematangan pemahaman beliau dalam ilmu nahwu, sharaf, manthiq, balaghah dan ushul fiqh menjadikan semua redaksi yang beliau goreskan tanpa ada sedikitpun cacat, janggal maupun sia sia sehingga kebayakan dari karangan beliau berupa seperti kitab matan yang hanya para pembesar ulama dari kalangan muhaqqiqin yang dapat menuliskannya, metode penulisan beliau yang berupa matan tidak dapat ditiru oleh seorang pun.
Sungguh beliau adalah seorang imam mujaddid (pembaharu) menurut para ulama muhaqqiqin (para ahli telaah) bukan karena sejumlah karangan unik beliau yang mengkombinasikan antara ilmu maqul dan manqul tapi karena cara penulisan karya beliau yang amat sulit bandingannya.
2.Beliau tidak pernah mengajar di universitas maupun sekolah formal lainnya, beliau adalah anak zawiyah pencinta ilmu sejati, beliau tidak pernah menerima sepeserpun gaji bulanan, mingguan atau tahunan sebagai imbalan materi atas pengabdiannya dalam mengajar.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid