Jakarta, Aktual.com — Salah satu gerakan salat, duduk di antara dua sujud (Iftirash), dengan menegakkan kaki kanan serta membentangkan kaki kiri kemudian menduduki kaki kiri itu mempunyai khasiat kesehatan yang luar biasa.

Bila seorang Muslim berada dalam posisi ini, syaraf pangkal paha yang berada di atas tumit kaki akan terpijit (refleksi). Hasil pijatan tersebut ternyata mampu melindungi tubuh manusia dari penyakit saraf pangkal paha (atau yang disebut syaraf nervus ischiadus). Syaraf ini menyebabkan penyakit neuralgia yang ditandai dengan sakit, rasa nyeri, hingga menimbulkan kaki tidak bisa digerakkan.

Selain mencegah neuralgia, gerakan duduk Iftirash juga berguna menjaga kesehatan jantung dan memperlancar sistem sirkulasi darah. Ketika dalam posisi ini aliran darah tidak akan sampai ke kedua kaki bagian bawah.

Dalam posisi tersebut, aliran pembuluh darah utama di tungkai akan terhenti. Namun demikian, pasokan aliran darah ke otak dan organ dalam lainnya akan terus bertambah. Di saat bersamaan, posisi ini dapat mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral kaki.

Posisi ini juga dapat meningkatkan konsentrasi. Hal ini disebabkan ketika gerakan duduk telah mencapai tekukan, saturasi menurun sampai 94 persen, lalu nadi menghilang, dan saturasi tidak terdeteksi lagi.

Begitu aliran darah utama berhenti total. Tekanan darah ke otak serta organ penting bertambah, metabolisme meningkat, dan kosentrasi daya pikir pun muncul. Oleh karena itu, disarankan bagi Muslim yang akan belajar keras untuk duduk dalam posisi ini agar mendapatkan konsentrasi tinggi.

Duduk di antara dua sujud juga bermanfaat untuk menyeimbangkan sistem kerja elektrik serta saraf keseimbangan tubuh. Posisi itu juga dapat menjaga kelenturan saraf bagian paha bagian dalam, cekungan lutut, betis, hingga jari-jari kaki yang bisa mencegah prostat, diabetes, dan sebagainya. Setelah dikaji secara ilmiah, gerakan Iftirash juga mampu mengaktifkan kelenjar keringat serta mencegah pengapuran. Hal ini disebabkan bertemunya lipatan paha dan betis.

Duduk dengan jari-jari kaki menekuk juga merupakan relaksasi maksimal dari kelompok otot-otot betis. Saat duduk seperti ini, otot-otot diregangkan maksimal sehingga terjadi pemulihan dan bebas dari timbunan asam laktat penyebab nyeri dan kelelahan.

Kemudian dampak yang ditimbulkan selanjutnya seperti, memperkuat dan mempertahankan trauma fisik dan mekanik. Lalu, saat duduk iftirash, tumit juga akan menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin, dan saluran vas deferens. Jika dilakukan terus menerus dengan benar, posisi duduk seperti ini bisa membantu mencegah impotensi.

Sedangkan, manfaat duduk di antara dua sujud pada Tahiyat Akhir (atau tawarruk) juga membantu mencegah impotensi sekaligus mencegah gangguan pada ureter, kandung kemih (vesica urinaria), vas deferens, dan uretra.

Variasi posisi telapak kaki pada duduk iftirasy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian gerakan. Gerakan ini terlihat harmonis serta mampu menjaga kelenturan dan kekuatan organ kaki.

Sekedar saran Iftirash dan tawarruk harus dilakukan dengan benar agar bisa memperoleh khasiat ini. Bagi mereka yang tidak meluruskan kaki kanan mereka secara vertikal, mereka tidak akan mendapatkan “tekanan refleksologi” tersebut. Maka, sebaiknya dapat menggerakan sesuai agar bisa memperoleh manfaat kesehatan sebenarnya.

Artikel ini ditulis oleh: