Jakarta, Aktual.com – Imam dan khatib Shalat Idul Fitri di Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi, Kalibata Jakarta Timur, Asrorun Ni’am Sholeh berpesan jadikan media sosial untuk silahturahmi dan memperkuat persatuan kebangsaan.
“Hakikat silaturahmi adalah kemampuan diri menundukkan ego, dengan senantiasa mengupayakan scara aktif untuk menyambung persaudaraan terhadap orang yang memutusnya,” kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI tersebut, Minggu (25/6).
Menteri Desa Eko Putro Sanjoyo dan segenap pejabat Kementerian beserta staf ikut laksanakan shalat id di masjid tersebut.
“Silaturahmi di idul fitri harus menjadi etos untuk mewujudkan persaudaraan dan persatuan nasional sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Semangat persatuan Indonesia yang dibingkai dengan komitmen Ketuhanan. Ketuhanan Yang Maha Esa”, tegas pria yg juga menjabat sebagai Ketua KPAI ini.
Niam menjelaskan, seiring berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi banyak sarana untuk memudahkan silahturahmi. Sebagai produk budaya, media sosial perlu digunakan untuk mempererat tali silahturahmi dan persatuan.
“Namun saat ini, media sosial sering disalahgunakan. Digunakan untuk ajang untuk saling mencaci, membully, menyebarkan hibah, fitnah, namimah dan permusuhan. Akibat salah menggunakan media sosial bisa menghanguskan pahala puasa kita,” lanjut dosen pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Perlu kebijakan dalam memakai media sosial. Pastikan media sosial untuk kemaslahatan dan kebaikan, merajut persaudaraan, bukan untuk menebar gosip, hoax, fitnah, dan adu domba.
“Kalau menerima informasi harus ada mekanisme tabayun. Demikian juga kalau mau menyebar informasi. Pastikan informasi tersebut benar, bermanfaat, dan tepat baik waktu maupun tempat. Yang tak kalah penting, pastikan bahwa info yang akan kita sebar tidak menyakiti orang lain”, pungkasnya.
Laporan Agustina Permatasari
Artikel ini ditulis oleh: