Jakarta, Aktual.com — Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengakui tidak akan mengambil utang ketika nanti di akhir tahun terjadi defisit anggaran.

Kalau pun nanti ngutang, pihaknya memastikan, tidak akan dalam jumlah besar, pasalnya dari tahun kemarin ada sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) dari APBN Perubahan 2015 yang dapat dijadikan penutup defisit.

“Silpa dari APBNP 2015 sebanyak Rp26,1 triliun. Sehingga kalau nanti ada defisit, tidak akan ngutang lagi. Bisa ditambal dengan silpa tadi,” papar Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/2).

Apalagi saat ini, perspektif publik jika ada defisit akan melakukan utang. Baik melalui lembaga pembiayaan atau pun menerbitkan surat utang.

“Di APBNP 2015, defisit kita sebesar 2,53 persen dari PDB atau sekitar Rp292 triliun. Mudah-mudahan tahun ini tidak sebesar itu,” imbuhnya

Namun sepertinya, harapan Menkeu sudah tercapai. Pasalnya di bulan pertama tahun ini saja defisitnya cukup besar mencapai Rp70 triliun.

“Defisit hingga 5 Februari itu mencapai Rp70 triliun. Dengan penerimaan mencapai Rp94,9 triliun yang meliputi perpajakan sebesar Rp78,8 triliun dan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) sebesar Rp16,1 triliun,” tegasnya.

Sementara untuk belanja negara sudah mencapai Rp164,9 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp64,8 triliun untuk keperluan belanja Kementerian Lembaga (KL) sebesar Rp27,8 triliun dan non KL sebesar Rp37 triliun.

“Kemudian untuk transfer daerah itu sudah mencapai Rp100,1 triliun,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan