Berdasarkan penataan implementasi restrukturisasi SDM di Pertamina, golongan jabatan berubah menjadi job grade. Dan dalam rangka RPSDM menggunakan Pertamina Reference Level (PRL) yang diperoleh dari proses evaluasi jabatan dengan metode Hay, disesuaikan dengan ketentuan Pertamina Korporat. Dengan demikian, PRL menggambarkan bobot pekerjaan dalam jabatan tersebut.
Hal tersebut terkait penunjukkan Toto yang kontroversi karena melompat jabatan PRL hingga 4 level. Sedangkan PRL pribadi 20 (level manajer) dan PRL jabatan Presdir Petral adalah 24. Max yang bisa dilakukan sesuai peraturan SDM adalah 2 level saja.
Selain itu, Toto tidak mempunyai prestasi selama di Petral. Baru empat bulan menjadi Presdir, Petral lalu di-freeze tidak boleh bertransaksi oleh kantor Pusat Pertamina. Bahkan Hingga akhir jabatannya pada Desember 2015, penyelesaian penutupan Petral pun tidak rampung hingga saat ini. Piutang Petral sebesar USD40 juta menguap begitu saja tidak tertagihkan
Periode di Pertagas Februari hingga Juni 2017, Toto relatif belum melakukan sesuatu atau sekadar mampir saja. Hal tesebut agar bisa justify untuk mengisi jabatan SVP ISC dengan PRL 26 sekaligus sebagai penerus tongkat estapet pembuka keran mafia minyak yang bermuara pada bisnis keluarga Soemarno.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka