Jakarta, Aktual.com – Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono mengakui menerima Rp2,3 miliar dari Komisaris PT Adhiguna Keruktama Adi Putra Kurniawan yang digunakan untuk sejumlah kegiatan sosial.
“Saya ketemu 4 kali dengan beliau, tapi di BAP (Berita Acara Pemeriksaan), saya terangkan ada 8 kali transfer, masing-masing transfer 7 kali Rp300 juta dan sekali Rp200 juta jadi totalnya Rp2,3 miliar,” kata Tonny saat bersaksi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (18/12).
Tonny bersaksi untuk terdakwa Komisaris PT Adhiguna Keruktama Adi Putra Kurniawan, yang didakwa menyuap Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono sebesar Rp2,3 miliar karena terkait pelaksanaan pekerjaan pengerukan pelabuhan dan Surat Izin Kerja Keruk (SIKK).
Dalam dakwaan disebutkan Adi Putra Kurniawan membuka beberapa rekening di Bank Mandiri menggunakan KTP palsu dengan nama Yongkie Goldwing, dan Joko Prabowo sehingga pada 2015-2016 membuat 21 rekening di bank Mandiri cabang Pekalongan dengan nama Joko Prabowo dengan tujuan agar kartu ATM-nya dapat diberikan kepada orang lain yaitu anggota LSM, wartawan, preman di proyek lapangan, rekan wanita dan beberapa pejabat di kementerian Perhubungan.
“Kebanyakan untuk keperluan sosial, membantu yatim piatu, membantu anak buah ke rumah sakit dan lainnya, untuk berkaitan dengan kegiatan sosial,” tambah Tonny.
Dalam ATM atas nama Joko Prabowo itu, uang yang ditinggalkan Tonny tinggal Rp1,17 miliar.
“Untuk pembangunan gereja di Papua, sekolah di Papua, anak buah di RS dan keperluan yatim piatu, ada juga untuk anak buah saya Siti Rahmadian di Tanjung Selor sekitar Rp20-30 juta,” ungkap Tonny.
Selain itu Tonny masih memberikan uang dari ATM tersebut ke Aninsa Rahmadaniyah sebesar Rp20 juta yang diberikan dalam dua kali pemberian Rp10 juta dan Rp10 juta pada 23 agustus 2017.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby