Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP Hanura, Dadang Rusdiana dianggap tidak mengetahui perbedaan antara kecewa dan pragmatis. Pernyataan itu disampaikan mantan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Legislatif dan Eksekutif DPD Hanura DKI, Bustami Rahawarin, menanggapi tudingan Dadang yang menyebut dirinya pragmatis karena mundur sebagai kader.
”Yang bersangkutan gagal membedakan antara rasa kecewa dengan pragmatis,” tutur Bustami kepada Aktual.com, Selasa (29/3).
Ditegaskan Bustami, mundurnya dia dan mantan Wakil Ketua Bidang OKK DPD Hanura DKI Rahmat HS, serta disusul tujuh pendiri Hanura di Jakarta, hanya ‘puncak gunung es’ kekecewaan. Kekecewaan yang semakin jelas ketika Hanura mendeklarasikan dukungan kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sabtu (26/3) kemarin.
“Hampir 80 persen Pengurus Harian DKI Jakarta tidak hadir pada acara tersebut, sebagaimana yang saudara Dadang Rusdiana saksikan pula,” jelasnya.
Karenanya, wakil sekretaris MPW Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) ini menantang Dadang untuk membuktikan pernyataan soal pragmatis tersebut. “Tolong dibuktikan tudingan tersebut, supaya tidak menjadi fitnah. Setiap pernyataan dan perbuatan itu harus bisa dipertanggungjawabkan,” kata Bustami mengingatkan.
Dadang sebelumnya sesumbar, bahwasanya dukungan Hanura kepada Ahok pada Pilkada DKI 2017 bukan atas dasar transaksi. Dia justru menuding mundurnya kader setelah Hanura mendukung Ahok akibat ada transaksi. “Justru kita mencurigai yang tidak mendukung itu penuh transaksi. Kita dari Ahok tidak dapat apa-apa. Hanya berdasarkan pertimbangan kualitas,” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh: