Keruntuhan wibawa ini pun, lanjutnya, terlihat dari maraknya ejekan masyarakat dalam bentuk meme yang berisikan sindiran terhadap Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua DPR tersebut.

“Sebulan terakhir ini bangsa kita diejek oleh bangsa lain dan rakyat sendiri karena seakan-akan negara ini tidak mampu dan seakan akan diakali seorang bernama Novanto,” jelas Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) ini.

“Ejekan itu menyakitkan bagi kita, tapi alhamdulilah tadi malam (15/11) sudah ada langkah konkrit bahwa negara ini tidak lemah,” tutup Mahfud.

Sebagaimana diketahui, sepanjang 2017 ini tercatat Setnov telah mangkir empat kali dari panggilan KPK terkait kasus korupsi e-KTP. Rinciannya, tiga kali mangkir ketika dipanggil sebagai saksi dan sekali mangkir ketika dipanggil sebagai tersangka.

Setnov sendiri kembali ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi e-KTP, tahun anggaran 2011-2012, pada 10 November 2017 lalu, atau empat hari setelah bocornya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) untuk Setnov.

Semalam (15/11), KPK akhirnya pun berupaya menjemput paksa Setya Novanto di rumahnya. Sayangnya, keberadaan Ketua Umum Partai Golkar ini tidak diketahui keberadaannya.

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby