Jakarta, Aktual.com — Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai saat ini Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bungan atau BI Rate setelah menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate.

“Ruang dari BI untuk menurunkan bunga akan tergantung dari inflasinya seperti apa, bulan lalu itu deflasi. Itu sebenarnya ada ruang untuk menurunkan bunga tetapi jangan lupa ini kan periode transisi di mana BI nanti setelah bulan Agustus menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate,” kata Chatib di Jakarta, Kamis malam (19/5).

Hal tersebut dia sampaikan setelah menjadi pembicara dalam “Citi Indonesia Market Outlook 2016”.

Menurut Chatib, sampai periode transisi berjalan diperkirakan bunganya akan tetap seperti itu.

“Tetapi kalau ditanya apakah ada ruang? Saya kira akan sangat tergantung dari inflasinya kalau inflasinya lebih rendah dari apa yang diperkirakan, ruang untuk BI untuk ‘cuts rate’ itu ada. Di samping itu juga akan berguna untuk membuat rupiahnya itu relatif kompetitif,” ujarnya.

Ia mengatakan memang orang berbicara mengenai kemungkinan kenaikan bank sentral AS (Fed Fund Rate) tetapi diduga maksimum 25 basis poin tahun ini atau tidak akan dinaikkan.

“Jadi dengan itu sebetulnya ruang BI untuk menurunkan bunga setelah menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate,” kata Chatib.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Mei 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 4,75 persen dan Lending Facility sebesar 7,25 persen, berlaku efektif sejak 20 Mei 2016.

Bank Indonesia juga mengumumkan BI 7-day (Reverse) Repo Rate tetap sebesar 5,5 persen.

Dengan demikian, struktur suku bunga atau term structure operasi moneter Bank Indonesia tidak mengalami perubahan, yaitu untuk tujuh hari di 5,5 persen dan untuk dua minggu 5,6 persen.

Sedangkan untuk satu bulan 5,8 persen, untuk tiga bulan 6,2 persen, untuk enam bulan 6,45 persen, untuk sembilan bulan 6,6 persen dan untuk 12 bulan 6,75 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara