Jakarta, Aktual.com – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso berpendapat peperangan yang berkembang saat ini adalah pertarungan antara korporasi dengan kepentingan rakyat.
Pola peperangan seperti itu, ujar mantan Panglima KodamXVI/ Pattimura yang menjadi inti dari ramainya persoalan akhir-akhir ini di Indonesia.
“Seperti Kereta Api Cepat yang kabarnya akan mencaplok wilayah TNI AU di Halim sampai ke penggusuran Kalijodo yang pakai kekuatan TNI,” ujar dia, saat berbicara di diskusi ‘TNI Antara Idealisme dan Realitas di Era Reformasi’ yang digelar Institut Soekarno Hatta (ISH) di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (4/3).
Sambung Djoko, yang perlu disoroti sekarang adalah sikap negara dalam menghadapi pertarungan semacam ini. “Tapi biasanya negara pun kalah sama korporasi,” ucap mantan Kasad itu.
Terkait TNI dan reformasi, Djoko menuturkan, di awal tidak ada masalah. Karena TNI mendukung tujuan dari reformasi. Namun Djoko juga mengatakan saat ini reformasi dan idealisme TNI sepertinya sudah tidak sesuai lagi. “Reformasi sekarang sudah kebablasan berubah menjadi liberalisasi,” ujar dia.
Sambung dia, “Sekarang ini ideologi saja sudah diliberalisasi. Apalagi oleh orang ‘sing ono duite’ (orang berduit) semua aspek di Indonesia tidak ada yang tidak diliberalisasi sekarang,” kata Djoko.
Artikel ini ditulis oleh: