“Pancasila itu artinya gotong- royong, serasi, selaras, baik dalam beragama maupun berbudaya. Artinya, dengan Pancasila jiwa orang Indonesia terbentuk menjadi manusia yang harmonis dan toleran. Itulah kekuatan Pancasila,” katanya.
Menurut dia, Pancasila merupakan ideologi yang bisa menaungi bangsa besar ini, dan itu patut disyukuri karena masih ada sejumlah negara yang belum menemukan ideologi yang pas.
“Sebut saja Pakistan dan Arab Saudi, yang sampai saat ini masih terus mencari ideologi ideal untuk negaranya,” kata As’ad yang pernah bertugas cukup lama di Timur Tengah.
Ia memuji langkah pemerintah dengan lahirnya undang-undang yang melarang organisasi anti-Pancasila seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan pada saat yang sama membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Menurut dia, langkah ini merupakan suatu kemajuan dalam rangka menstabilkan dan menjaga eksistensi NKRI.
“Silahkan kalau mau mendirikan khilafah, tapi jangan di sini. Jangan berlindung dengan mengatakan khilafah itu hanya wacana, kalau sudah ada organisasi bukan wacana lagi. Jadi, pemahaman seperti ini harus dihilangkan,” katanya.[ant]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid