St Louis, Aktual.com – Polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet ketika bentrok dengan para pengunjuk rasa di St Louis pada Sabtu (16/9) pagi setelah seorang mantan polisi kulit putih dibebaskan dari kasus pembunuhan seorang tersangka kulit hitam.
Protes yang semula berlangsung damai atas keputusan tidak bersalah pada Jumat (15/9) berubah menjadi aksi kekerasan setelah polisi berhadapan dengan sekelompok kecil pengunjuk rasa — tiga tahun setelah penembakan oleh polisi terhadap seorang tersangka kulit hitam di pinggiran Ferguson memicu kemarahan dan perdebatan di seantero negeri itu.
Para personel polisi menembakkan gas air mata sementara massa memecahkan jendela-jendela di satu perpustakaan, sebuah rumah makan dan sebuah rumah dan melempar bebatuan dan botol-botel air ke arah polisi. Delapan petugas luka-luka, kata polisi.
Mantan petugas polisi kota, Jason Stockley, 36, dinyatakan tidak bersalah dalam pembunuhan tingkat pertama Anthony Lamar Smith, 24, dengan menembaknya hingga menemui ajal pada 20 Desember 2011.
Setelah keputusan keluar, sekitar 600 pengunjuk rasa berpawai dari pengadilan tempat perkara disidangkan melalui pusat kota St Louis dan meneriakkan “Tak ada keadilan, tak ada perdamaian” dan “Hei Hei! Polisi pembunuh ini harus dipecat!” “Saya sedih, saya terpukul,” kata Pendeta Clinton Stancil dari Gereja Wayman AME di St. Louis lewat telepon. “Tak ada kemajuan sejak Ferguson, itu jelas. Polisi masih bisa bunuh kita dengan hak-hak kekebalan.” Ferguson menjadi isu panas dari perdebatan nasional mengenai hubungan ras setelah petugas polisi Darren Wilson menembak remaja kulit hitam Michael Brown hingga mati pada 9 Agustus 2014. Protes dan bentrokan pecah setelah hakim membebaskan petugas itu, menyulut emosi kepada gerakan Black Livest matter.
Setelah keputusan Jumat, satu kelompok pengunjuk rasa berusaha memanjat ke gedung Interstate 40 tapi dihalangi oleh polisi. Sekelompok lainnya merintangi sebuah prapatan dengan aksi duduk di jalan itu selama enam menit dan mengheningkan cipta.
Setelah sebagian besar pemerotes bergerak, sekelompok orang yang berjumlah relatif sedikit yang polisi lukiskan sebagai “provokator” membuat onar di jalan-jalan dengan mengejek para petugas yang tiba dengan perlengkapan anti huru-hara.
“Diterima laporan-laporan pelemparan batu terhadap polisi. Itu bukan protes. Itu kejahatan. Kami berada di belakang para petugas. Kekerasan ini tak akan ditolerir,” kata Gubernur Missouri Eric Greitens di Twitter.
Smith ditembak lima kali di mobilnya setelah berusaha kabur dari Stockley dan mitranya, menyusul keterlibatannya dalam sebuah perdagangan obat bius, kata pihak berwenang.
Para jaksa mengatakan dalam pengejaran itu, Stockley dapat didengar mengatakan di video mobil polisi internal dia akan membunuh Smith.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan