Male, Aktual.com – Polisi di Maladewa memanggil mantan Presiden Abdullah Yameen untuk dimintai keterangan sebagai bagian dari penyelidikan atas perjanjian, yang dibuatnya selama masa jabatannya, banyak di antaranya melibatkan pembangunan prasarana oleh China.
Yameen menderita kekalahan dalam pemilihan presiden pada September dan pemerintahan baru penggantinya, Mohamed Ibrahim Solih, berusaha menentukan sejauh mana pinjaman China membiayai proyek konstruksi di negara pulau Samudera India itu.
“Pihak berwajib menyelidiki laporan, yang diserahkan lembaga negara, bahwa mantan Presiden Abdullah Yameen diduga melakukan transaksi keuangan gelap ketika menjadi presiden,” kata kepolisian dalam pernyataan, dikutip Reuters, Jumat (14/12).
Yameen membantah melakukan kesalahan dan menyatakan mengambil pinjaman untuk mempercepat pengembangan ekonomi.
Pengeritiknya menuduh kontrak diberikan kepada pengusaha China dengan harga meningkat, seperti pembangunan jembatan, yang menghubungkan ibu kota Male ke bandar udara di beberapa pulau, yang ditumbuhi pohon palem terkenal bagi kawasan wisata menyelam, yang mewah.
Mohamed Hussain Shareef, sekretaris jenderal Partai Progresif Maladewa pimpinan Yameen, mengatakan polisi telah meminta mantan presiden itu untuk datang ke markas kepolisian pada Sabtu.
Maladewa telah menjadi medan tempur paling terbaru bagi India dan China, dua negara yang bersaing, untuk menanamkan pengaruh mereka.
Yameen memimpin negara yang berpenduduk 400.000 orang itu mendekat ke China, menjauh dari mitra tradisionalnya, India. Tetapi sejak kekalahan Yameen dalam pemilihan, India telah berusaha menanamkan kembali pengaruhnya.
Pada Senin, Presiden Solih, pengganti Yameen, akan ke India dalam lawatan pertamanya ke luar negeri sejak terpilih sebagai presiden pada bulan lalu.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: