Jakarta, Aktual.com – Kasus Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang belakangan marak dibahas mestinya jangan cuma dipandang hanya dianggap menistakan agama Islam atau Kitab Suci Al-Quran yang Surat Al Maidah ayat 51 yang katanya bohong.
Justru kelakuan Ahok ini sudah melampaui batas, bahkan sudah berdampak nasional. Ahok sudah dianggap telah mencabik-cabik persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta era Fauzi Bowo, Prijanto, pernyataan Ahok tersebut sudah tak bisa diterima dalan konteks menghina keislaman saja.
“Bagi saya, hanya orang atau pejabat yang aneh bahkan bodoh kalau membela Ahok itu,” jelas Prinjanto, ketika dihubungi, Sabtu (8/10).
Bahkan dia juga tak menerima kalau kelakuan Ahok itu sebagai tindakan yang sebatas perkara penistaan agama tentang firman Allah SWT di surat Al Maidah ayat 51 saja.
“Saya kira, kita jangan ikut-ikutan bodoh, harus cerdas. Jangan hanya menganggap sikap Ahok itu cuma menistakan agama Islam. Justru dampaknya lebih dari itu,” tegas Prijanto.
Justru sikap Ahok itu patut diduga sebagai tindakan proxy war dengan maksud untuk menghancurkan persatuan NKRI melalui pintu gerbang di DKI.
“Itu yang terjadi. Jadi Ahok ini mau memecah belah NKRI. Lihatlah ucapan-ucapannya. Perilaku dan tindakannya sudah menyimpang dari norma-norma kepemimpinan,” jelas dia.
Bahkan sikap Ahok yang mau memecah belah NKRI ini, kata dia, sudah terjadi sejak Ahok menjadi wakil gubernur DKI.
“Sikap itu (yang memecah belah NKRI) sudah terjadi lama sejak dia menjabat Wagub hingga sekarang ini,” tegas Prijanto.
Pernyataan Ahok yang menimbulkan kontroversi dan telah menistakan agama Islam dan Kitab Suci Al-Quran itu diucapkan di depan warga Kepulauan Seribu. Ahok mengatakan, orang yang tidak memilihnya itu gara-gara dibohongi oleh Surat Al Maidah ayat 51.
Sejauh ini, sudah banyak masyarakat yang membawakan kasus ini pihak kepolisian karena sudah menistakan agama Islam.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh: