لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا العَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فيمَا عَمِلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ
Artinya “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya apa yang telah ia perbuat dan tentang hartanya, darimana ia mendapatkannya dan untuk apa saja ia membelanjakannya, dan tentang anggota badannya untuk apa saja ia gunakan.” (HR. Tirmidzi)
Sungguh harta merupakan titipan yang sangat berat pertanggungjawabannya, dari mana dia dapatkan dan kemana dia membelanjakakanya. Dua pertanyaan yang harus dijawab dengan benar.
Syaikh Hasan bashri RA berkata :
من أراد الدنيا واختارها على الاخرة عاقب الله بست عقوبات ثلاث فى الدنيا وثلاث فى الاخرة أما الثلاث التى هي فى الدنيا فأمل ليس له منتهى ووحرص غالب ليس له قنا عة وأخذ منه حلاوة العبادة وأما الثلاث التى هي الأخرة فهول يوم القيا مة والحساب الشديد والحسر الطويلة
Artinya :”barangsiapa menginginkan dunia dan memilihnya daripada akhirat, maka Allah akan menyiksanya dengan enam siksaan, tiga macam siksaan didunia, dan tiga lainya di akhirat. Adapun tiga siksaan di dunia adalah angan-angan tanpa batas, sangat rakus tanpa kecukupan, dan diambil darinya manisnya ibadah. Adapun tiga siksaan yang ditimpakan di akhirat yaitu ketakutan pada hari kiamat, hisab yang sangat dasyat dan penyesalan yang tidak berkesudahan”.
Dari hal diatas sungguh kita tidak perlu berkecil hati, jika kehidupan dunia kita tidak sekaya saudara atau tetangga kita, karena semua ada perhitungannya di hari kiamat. Dan sebaliknya kita harus selalu bersyukur atas segala curahan rahmat Allah SWT atas segala keadaan yang kita alami.
Dan selalu berusaha menjalani kehidupan dunia ini dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan baginda nabi sebagai teladan umatnya.(wallahu a’lam )
Laporan: Muhammad Syafiq
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid