Jakarta, Aktual.com – Manuver politisi gaek PAN, Amien Rais terkait pengganti Taufik Kurniawan di kursi Wakil Ketua DPR dinili akan menjadi bumerang bagi partainya.
Amien telah mengajukan anaknya, Ahmad Hanafi Rais sebagai pengganti Taufik Kurniawan.
Pengamat politik Muradi menganggap manuver ini tak ubahnya seperti yang dilakukan Presiden Soeharto, rezim yang ikut Amien jatuhkan karena dinilai totaliter dan antidemokrasi.
“Langkah Amien Rais bisa diasumsikan sebagai bagian dari memosisikan PAN bukan lagi partai reformis tetapi terindikasi partai konservatif yang mempraktikan anti demokrasi dan tidak kompetitif serta mengabaikan mekanisme internal PAN yang selama ini diidentikan sebagai partai terbuka,” ujar Muradi saat dihubungi, Selasa (6/11).
Menurutnya, dengan mendorong anaknya, Amien Rais telah melupakan apa yang dikritiknya ketika menurunkan Soeharto terkait politik dinasti. Langkah Amien tersebut, kata dia, bisa dibaca sebagai bentuk inkonsistensi sikap politik Amien untuk membangun politik yang lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi.
“Permasalahan Amien Rais untuk memaksakan anaknya, menggantikan Taufik Kurniawa yang ditahan karena kasus korupsi merusak mekanisme internal PAN yang selama ini dijaga,” tandas dia.
Muradi menilai, Amien Rais tampaknya sedang membangun politik dinasti di PAN. Setelah Hanafi Rais, kata dia, Putri Amien Rais, Hanum Rais juga sudah terjun ke dunia politik dengan tetap mengandalkan karisma dan campur tangan sang ayah.
Lebih lanjut Muradi menguraikan, kemungkinan ada tiga dampak jika Amien Rais tetap paksakan Hanafi Rais jadi Wakil Ketua DPR. Yaitu, ada penolakan dari internal yang membuat internal PAN menjadi tidak nyaman, penolakan pemilih PAN karena PAN kehilangan orientasinya, dan PAN bermasalah di internal dan juga eksternal.
“Ketiga kemungkinan tersebut akan menggerus suara PAN. Apalagi harus diakui, meski Hanafi anak biologis Amien Rais, tetapi secara politik, Hanafi beda dari bapaknya. Pertaruhannya adalah pileg 2019. Bisa saja suara PAN makin terjun bebas karena dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan pemilih maupun situasi politik,” pungkas dia.
KPK telah menetapkan Taufik Kurniawan dan Ketua DPRD Kebumen Cipto Waluyo sebagai tersangka. Taufik diduga menerima sekurang-kurangnya Rp 3,65 miliar dari Yahya Fuad selaku Bupati Kebumen terkait perolehan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik pada APBN-P 2016.
PAN masih menggodok calon pengganti Taufik Kurniawan. Namun, ada dua nama yang menguat, yakni Ketua Fraksi PAN di DPR Mulfachri Haharap dan Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan