Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, penyerangan terhadap Mapolda Sumut menandakan bahwa ancaman terorisme sudah semakin di depan mata. Menurutnya, sudah seharusnya semua komponen bangsa bersatu padu menghadapi terorisme di tanah air.
“Seluruh pihak bergandengan tangan, mendukung aparat penegak hukum menegakkan hukum tanpa terkecuali untuk menciptakan rasa aman dan ketentraman bagi masyarakat mengingat tugas pemerintah melindungi segenap tumpah darah Indonesia,” kata Hasto.
Menanggapi penyerangan terhadap anggota kepolisian apakah perlu mempercepat RUU Terorisme, kata Hasto, pihaknya berdialog bersama untuk menyelesaikan item-item yang belum dituntaskan dalam RUU Terorisme.
Ia pun menegaskan bahwa PDIP mengutuk keras penyerangan tersebut.
“Kami mengutuk keras penyerangan terhadap aparat penegak hukum,” kata Hasto.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian, sudah menyatakan bahwa pihaknya telah mengetahui pelaku penyerangan polisi di Mapolda Sumut, Medan. Kepada awak media, Tito mengungkapkan bahwa pelaku penyerangan tersebut merupakan sel dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Seperti yang diketahui, pelaku penyerangan ini melakukan aksinya dengan cara yang terbilang nekad. Dua penyerang diketahui melompat pagar dan masuk ke dalam pos jaga 3 Mapolda Sumut, justru di saat pihak kepolisian tengah meningkatkan penjagaannya terkait dengan arus mudik Lebaran 2017.
Penyerangan ini pun menyebabkan hilangnya dua korban jiwa, yang berasal dari masing-masing pihak. Korban jiwa dari pihak kepolisian merupakan anggota Satuan Pelayanan Mapolda Sumut, Ajun Inspektur Satu Polisi Mattia Sialingging, sedangkan korban jiwa dari komplotan penyerang diketahui bernama Sigalingging.
Laporan: Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid