Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan seusai membuka perdagangan saham hari pertama 2017 di BEI, Jakarta, Selasa (3/1). Indeks Harga Saham Gabungan dibuka turun tipis 6,3 poin atau 0,12 persen ke level 5.290,39. AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulayani memperlihatkan kemarahannya terhadap JP Morgan Chase Bank, karena sebagai mitra pemerintah tapi hasil risetnya merugikan Indonesia.

Bahkan dari hasil riset yang telah menurunkan peringkat surat utang Indonesia dari overweight menjadi underweight atau turun dua peringkat, sehingga membuat pemerintah memutuskan kontrak dengan JP Morgan di tengah jalan.

“Jangan lupa sistem perekonomian dan sistem keuangan itu sangat terkait sektor kepercayaan dan psikologis pasar. Sehingga jika ada hasil riset yang tak profesional itu akan berpengaruh besar,” tandas Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (3/1).

Untuk itu, kata dia, dirinya meminta semua mitra pemerintah, sebaiknya memberikan tanggung jawab. Apalagi posisi JP Morgan sudah mendapat banyak previlage (hak istimewa). Sehingga tentu saja harus profesional.

“Kita bukannya menolak semua kritik, namun sepantasnya lembaga yang punya nama besar juga memiliki tanggung jawab yang besar. Bukannya malah misleading. Yang dilakukan JP Morgan itu tak profesional,” tandas dia.

Sejauh ini, lanjut mantan Bos Bank Dunia ini, dalam rangka mendengar segala masukan, pemerintah telah mengelola APBN ini sebagai solusi dari problem kepercayaan pasar.

“Sehingga jika dirasa kurang kita akan terus koreksi. Tapi kita juga lakukan secara profesional,” cetus dia.

Di tempat yang sama, Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Robert Pakpahan menyebutkan, pemerintah tak menberi batasan sampai kapan pemutusan hubungann dengan JP Morgan ini dilakukan.

Akan tetapi, sejak 1 Januari 2017 ini, pemerintah sudah menghentikan kerja sama dengan bank asal Amerika Serikat itu.

“Kita itu tidak bisa bilang periode. Pokoknya dicabut saja (kerja samanya). Jika mereka mau lagi, sekarang boleh mereka apply ke kita surat pengajuan diri. Nanti kita nilai dan belum tentu diterima,” cetus Robert.

Pihaknya menegaskan, diputusnya kerja sama dengan JP Mirgan itu bukan karena dampak dari riset itu. Tetapi di dalam melakukan riset itu, penilaiannya tidak kredibel dan tidak profesional.

“Artinya, sebagai partner mereka itu tidak akurat dan kredibel. Itu memalukan. Dan kita tak perlu ada bank pengganti (JP Mirgan). Karena bank lain masih banyak. Dan kita tak rugi kehilangan mereka,” ketus Robert.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan