Wakil Ketua DPR yang juga Ketua Tim Pengawas Tenaga Kerja Indonesia (Timwas TKI) Fahri Hamzah (kanan) bersalaman dengan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri (kiri), usai mengikuti Rapat Konsultasi antara Timwas TKI DPR dengan Pemerintah, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3). Rapat konsultasi yang juga dihadiri Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid ini antara lain membahas sejumlah persoalan termasuk persoalan Hukum yang dihadapi oleh TKI/TKW dan antisipasi yang harus dilakukan Pemerintah, menyusul kasus eksekusi mati yang menimpa TKI asal Bangkalan, Madura Muhammad Zaini Misrin Arsyad di Arab Saudi. AKTUAL/Tino Oktaviano
Surabaya, aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai maraknya intoleran yang terjadi di tanah air belakangan ini atau tepatnya di era pemerintahan saat ini, lantaran Presiden Jokowi dikelilingi kelompok Islamphobia atau ketakutan segala sesuatu tentang Islam.
Sehingga, sambung dia, dalam kondisi seperti ini yang kemudian membuat perpecahan terhadap sesama anak bangsa khususnya pada umat muslim.
“Saya bisa mengatakan, di samping Jokowi itu banyak orang yang anti Islam, banyak Islamopobhia di sekitar Jokowi,” kata Fahri dalam Seminar Nasional Pemuda Al Irsyad bertajuk “Sejarah Pergerakan Pemuda Islam di Indonesia”, di Surabaya, di muat Minggu (22/7).
Sehingga, lanjut Fahri, hal itu tentunya menjadi persoalan serius bagi pemerintahan Kabinet Kerja saat ini. Sebab, Jokowi, justru dianggap seolah membiarkan kelompok anti Islam tersebut.
“Itu problem Jokowi, dia kosong dan membiarkan orang-orang yang anti Islam disekitarnya. Karena itu dia bukan jodoh umat,” papar politikus PKS itu.
Atas dasar itu, Fahri menyarankan, agar bangsa Indonesia khususnya umat muslim mencari jodoh pemimpin yang memiliki kepedulian serta berjiwa umat untuk kepentingan bangsa dan negara ke depan.
“Bagaimana menghadapinya, saya sudah bilang waktu pidatu di 411, saya pidato di reuni 212, saya katakan, kita ini mencari jodoh, kita ini mesti mencari jodoh bagi umat seorang pemimpin yang mengerti roh dan jiwa umat,” tegas dia.
“Kalau tidak tinggal tunggu waktu, sebab dia terinfiltrasi, karena jiwanya kosong, akhirnya banyak penghianatan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang