Jakarta, Aktual.com — Peristiwa pencurian nampaknya bukan lagi hal baru di Komplek Perumahan Mekarsari, Cimanggis, Depok. Penjaga keamanan komplek, Siman mengungkapkan, sudah sembilan rumah yang menjadi korban sepanjang 2016. Artinya, hampir setiap bulan ada rumah warga yang disantroni maling.
“Dari Januari ya sudah 7 kejadian. Itu RW 12 saja. Kalau RW lainnya ada 2 kejadian. Memang kemalingan selalu terjadi di sisi timur komplek,” ungkap Siman di perumahan tersebut, Rabu (26/5).
Siman mengatakan, pencuri biasanya menggasak sepeda motor yang berada di teras rumah. Meski pagar rumah tergembok, mereka memiliki cara untuk melucuti gembok rumah. Siman berujar, biasanya pencuri melakukan aksinya saat menjelang subuh.
“Rata-rata motor yang diambil. Modusnya sama, gembok dibuka tapi bukan dirusak ya. Kalau rumah kosong yang diambil perhiasan, laptop. Kalau menurut warga, mereka sadar dimaling saat subuh menjelang pagi,” jelas Siman.
Siman menambahkan, sebetulnya, setiap warga yang menjadi korban ia himbau untuk membuat laporan polisi. Namun, Siman mengatakan jika laporan yang dibuat tak kunjung diteruskan, “Ya disuruh tunggu-tunggu saja,” tuturnya.
Pun ia memaklumi jika anggota yang bertugas di Pos Polisi Mekarsari hanya ada satu orang untuk menjaga satu kelurahan. Itupun, sudah berumur.
“Saya juga kasihan ya, polisinya yang jaga satu kelurahan ini 1. Kan Mekarsari luas. Makanya dia jarang di Pospol, nggak kuat juga fisiknya sudah ada umur,” ucap dia.
Mendengar banyaknya tindak pencurian di wilayah hukum Polres Depok, Kapolres Kota Depok Ajun Kombes Pol Harry Kurniawan pun kaget. Ia merasa heran karena polisi setempat tidak menindaklanjuti kejahatan yang menimpa warga secara berturut-turut tanpa melakukan satu pun pengungkapan kasus.
“Kok bisa ya dalam satu RW terjadi berkali-kali kemalingan tapi pelakunya belum tertangkap anggota. Nanti saya bicarakan dengan Kapolsek Cimanggis karena saya juga banyak terima keluhan warga Cimanggis,” ungkap Harry.
Ia pun berjanji akan menggerakan satuan reserse polres untuk membantu Polsek Cimanggis mengungkap pelaku kejahatan yang meresahkan warga itu
“Ini akan saya bicarakan saat anev. Akan saya atensi. Saya imbau anggota untuk dekat dengan warga,” tegas Harry.
Peristiwa pencurian yang terakhir terjadi di Komplek Mekarsari menimpa dua rumah warga yang bersebelahan dalam waktu bersamaan, Rabu (25/5) kemarin pukul 03.30 WIB. Komplotan maling membuka gembok pagar masing-masing rumah dan membawa kabur motor penghuni yaitu motor matic Honda Scoopy dan Vario.
“Saya belum tidur saat itu dan masih duduk-duduk di ruang tamu rumah. Jarak saya duduk dengan tempat motor diparkir di teras, dua meteran. Tapi ada pintu ruang tamu yang menghalangi. Pintu juga saya tutup setengah,” ujar salah satu korban Audrey, penghuni rumah Nomor 9 Jalan Nusa Indah Perumahan Mekarsari Cimanggis Depok Jawa Barat.
“Saat saya masuk ke kamar untuk charge HP, saya dengar suara motor seperti berhenti di depan rumah. Lalu saya keluar teras ternyata motor saya sudah tidak ada, pagar rumah terbuka, gembok hilang,” sambung Audrey.
Melihat tak ada lagi motor miliknya, ia pun berteriak maling hingga membangunkan tetangga-tetangga rumahnya. Saat itu mendapati seorang satpam tengah berdiri linglung di antara rumahnya dengan rumah tetangganya. Audrey baru sadar ternyata nasib tetangganya sama sialnya. Pintu pagarnya sudah terbuka lebar.
“Saya panik dan langsung tanya satpam, dia lihat ada orang bawa motor nggak. Tapi satpamnya bilang nggak ada. Lalu saya tanya dia ngapain di depan rumah saya. Katanya dia melihat dua rumah pintu pagarnya terbuka, makanya dia berhenti,” tutur Audrey.
Idar, penghuni rumah Nomor 8 pun bersama suaminya Wenny yang keluar setelah mendengar teriakan tersadar bahwa motor Varionya ikut raib. Ia dan suami mengaku kaget melihat gagang pintu teras rumahnya dipalang gagang kayu.
“Pantas dibuka dari dalam nggak bisa. Ternyata dari luar dipalang gagang kayu. Tadi pas dengar teriakan akhirnya saya dan suami keluar dari jendela. Ini kedua kalinya motor saya hilang di rumah,” cerita perempuan 56 tahun tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan